Kamis, 07 Februari 2013

PAM dan Sanitasi Makanan - Firming Agents


Pengertian Firming Agents (Pengeras)
Firming agents atau pengeras merupakan salah satu jenis bahan tambahan makanan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempercepat sisa pektin sehingga memperkuat struktur makanan dan mencegah runtuhnya selama pemrosesan. Firming agents (pengeras) ini disebut juga sebagai bahan perenyah. BTM ini ditambahkan pada pengolahan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan karena sering menghasilkan tekstur yang berubah menjadi lunak akibat proses pengolahan atau pemanasan. Senyawa pektin itu sendiri merupakan senyawa yang terdapat di seluruh jaringan tanaman, terutama sebagai komponen lamella tengah yang berperan sebagai perekat antar dinding sel dan bercampur dengan sellulosa dan hemisellulosa. Adanya kandungan pektin yang tinggi pada buah akan menyebabkan viskositas sari buah menjadi lebih viscous, sehingga kenampakan sari buah menjadi lebih keruh. Untuk itu, dalam pembuatan sari buah sering digunakan firming agents agar produk sari buah menjadi jernih.

Jenis Firming Agents
Firming agents atau pengeras merupakan bahan tambahan makanan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat makanan menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi lebih lunak. Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk makanan antara lain :
a.    Kalsium glukonat
b.    Kalsium klorida
c.    Kalsium sulfat
d.   Aluminium sulfat
e.    Kalsium laktat
f.     Kalsium sitrat

Fungsi Firming Agents
Secara umum, fungsi firming agents (pengeras) adalah untuk membuat tekstur makanan menjadi lebih keras dan memperkuat struktur makanan. Namun, berdasarkan jenis-jenis bahan kimia yang bertindak sebagai firming agents (pengeras), maka fungsinya antara lain sebagai berikut :
a.    Kalsium glukonat (Kode : E574)
Berfungsi sebagai zat anti perekat dalam makanan dan memperkuat struktur makanan dalam kaleng. Senyawa ini terdapat pada makanan-makanan kaleng, roti, dan puding.
b.    Kalsium klorida (Kode : E509)
Berfungsi sebagai senyawa pengikat logam dan memperkuat struktur makanan. Senyawa ini terdapat dalam makanan kaleng, seperti kacang polong dalam kaleng, tofu dan dalam jus buah.
c.    Kalsium sulfat (Kode : E516)
Berfungsi sebagai stabilitator dan logam pengikat. Biasanya terdapat pada roti.
d.   Aluminium sulfat (Kode : E520)
Berfungsi untuk mengendapkan protein, misalnya selama proses pembuatan bir dan juga memperkuat struktur sayuran selama pemrosesan makanan. Biasanya terdapat dalam produk bir, sayuran dan acar.
e.    Kalsium laktat (Kode : E327)
Berfungsi untuk menstabilkan struktur buah-buahan, sayuran dan kentang selama pemrosesan dan dapat pula berfungsi sebagai anti-oksidan. Biasanya terdapat pada ragi dan jamur.
f.     Kalsium sitrat (Kode : E333)
Berfungsi sebagai penyangga, untuk mengikat ion logam dan meningkatkan tekstur sayuran kaleng. Biasanya terdapat pada jamur.

Dampak Firming Agents Terhadap Kesehatan
Selain dapat meningkatkan struktur makanan dan berfungsi sebagai pengeras, penggunaan yang berlebih dan jangka panjang terhadap firming agents juga mempunyai dampak lain terhadap kesehatan, seperti dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan (disebabkan oleh senyawa Kalsium glukonat dalam pengeras), mengganggu fungsi hati (disebabkan oleh senyawa Aluminium sulfat), dapat mengganggu perkembangan enzim-enzim pada balita dan bayi (Kalsium laktat).



DAFTAR PUSTAKA

Silaban, Abdi. 2010. Pengolahan dan Pengawetan Makanan
Diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 08.00

Wikipedia. 2010. Firming agents.
Diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 08.10

Eric. 2009. Bahan Tambahan Makanan.
Diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 08.15

Sari, Devita. 2010. Yuk, Kenali Kehalalan Bahan Adiktif Makanan
Diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 08.20

Anonym. 2010. Food Info
Diakses tanggal 19 Desember 2010 pukul 14.00

0 komentar:

Posting Komentar