Jumat, 25 Mei 2012

GEOSTRATEGI INDONESIA


1. Pengertian Geopolitik dan Geostrategi
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata Geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan Politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Geostrategi merupakan suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
Sehinggan geopolitik dan geostrategi sangan erat kaitannya, dimana kedua-duanya berupaya untuk mempertahankan wilayah, untuk mencapai tujuan nasional.

2. Pengertian Geostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.

3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Pada awalnya perkembangan Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962. isi konsepnya yaitu pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Sehingga pada saat itu, Geostrategi Indonesia dimaknai sebagai strategi untuk mempertahankan, mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilyawan untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan kosep Geostrategi Indonesia yaitu untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan yang bersifat internal maupun eksternal.
Sejak tahun 1972, Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia sehingga Geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan kemanan dan kesejahteraan guna menjaga identitas kelangsungan serta integrasi nasional agar tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974, Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode dan doktrin dalam pembangunan nasional. Yang selanjutnya akan dibahas pada bahasan berikutnya.

A. KETAHANAN NASIONAL
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

2. Ciri-ciri Ketahanan Nasional
a) Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang
b) Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan
c) Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak
d) Didasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial (pancagatra).
e) Berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional

3. Hakikat Ketahanan Nasional
Kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial , sehingga kelemahan dari satu aspek akan mempengaruhi yang lain . Ketahanan nasional merupakan interaksi positif dari semua gatra kehidupan nasional yang terkandung dalam astagatra.

4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a) Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur aduk melainkan serasi, seimbang dan harmonis.
b) Mawas ke dalam artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
c) Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya pencegah dan penangkalan.
d) Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah sesuai dengan fungsi dan waktu.
e) Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f) Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).
g) Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan nasional dikembangkan atas dasar kemampuan diri sendiri

5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Astagatra, model ini merupakan perangkat hubungan bidang kehi-dupan manusia dan budaya yang memanfaatkan kekayaan alam. Astagatra terdiri dari
a) Trigatra, yaitu :
- Gatra letak dan kedudukan geografi
- Gatra keadaan kekayaan alam (Pengelolaan SDA : asas maksimal, asas lestari, asas daya saing )
- Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b) Pancagatra
- Gatra ideologi
- Gatra Politik
- Gatra Ekonomi (faktor mempengaruhi ketahanan ekonomi sumber kekayaan alam, tenaga kerja, modal, teknologi)
- Gatra Sosial budaya (Faktor yang mempengaruhi ketahanan sosial, tradisi, pendidikan, kepemimpinan nasional, keperibadian nasional)
- Gatra Pertahanan dan Keamanan (Faktor yang mem pengaruhi: doktrin, wawasan nasional, sistem hankam, geografi, Manusia, integrasi angkatan bersenjata dengan rakyat, material maksudnya sinkronisasi industri pertahanan dengan industri sipil, IPTEK, kepemimpinan, pengaruh luar negeri)

6. Cara mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik dilihat dari aspek politik dalam negeri :
- Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat
- Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik
- Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara
- Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional

7. Lembaga-lembaga Ketahanan Nasional
Lembaga Ketahanan Nasional, disingkat Lemhannas, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan pendidikan strategik ketahanan nasional. Lembaga Pertahanan Nasional berdiri pada tanggal 20 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1964, dan berada langsung di bawah Presiden. Pada tahun 1983, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga Ketahanan Nasional, yang berada di bawah Panglima ABRI.. Pada tahun 1994 lembaga ini berada langsung di bawah Menteri Pertahanan dan Keamanan. Sejak tahun 2001, Lemhannas merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden.

B. INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA
Hubungan antar bangsa (Internasional) terjadi sebagai akibat dari era globalisasi modern, dimana tidak ada satu bangsapun yang dapat membebaskan diri dari keterlibatan dengan bangsa lain. Hubungan internasional dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu hubungan individual, antar kelompok dan antar Negara sehingga menciptakan hubungan yang menyerap seluruh kalangan dan kegiatan manusia didunia yang menyebabkan terbentuklah masyarakat internasional pula.
Hubungan internasional dilaksanakan dengan prinsip persamaan derajat, yang didasari pada kemauan bebas dan persetujuan dari anggaota persekutuan. Bagi Negara yang merdeka dan berdaulat bebas untuk melaksanakan politik luar negeri dalam pergaulan denga Negara lain.
Bagi Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai landasan idea normative yaitu menyangkut perumusan sikap, arah tindakan dan tujuan yang hendak dicapai suatu Negara dalam pergaulan internasional.
Kebijakan politik luar negeri tidak sekedar penerapan keluar yang berdiri sendiri, melainkan terkait pada kebijakan nasional yang dirumuskan secara bertahap sesuai dengan perkembangan kondisi menyeluruh didalam negeri. Kebijakan politik luar negeri berkaitan dengan tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu kepentingan nasional, kemampuan nasional serta dinamika dan kondisi nasional.

1. Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai Berdasarkan Persamaan Derajat
Konsepsi perdamaian sebagai suatu hak asasi manusia jelas akan membantu meningkatkan kesadaran umum bahwa setiap orang mempunyai peran dalam memelihara perdamaian, memperluas dukungan umum terhadap kebijaksanaan pelucutan senjata sebagai tonggak bagi kebijaksanaan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Usaha untuk menciptakan perdamaian dunia telah banyak dibicaran oleh para ahli politik dan kenegaraan sejak zaman dahulu, diantaranya dalam siding umum PBB tanggal 24 Oktober 1970 yang menyatakan bahwa “setiap perang agresi merupakan kejahatan terhadap perdamaiana dan bahwa suatu ancaman atau penggunaan kekuatan merupakan pelanggaran terhadap hokum internasional”.
Setiap Negara didunia menginginkan adanya suatu yang tertib dan aman. Akan tetapi kenapa terjadi peperangan dan kesengketaan antar Negara? Hal ini disebabkan karena setiap Negara memiliki kepentingan, keinginan serta kemauan yang berbeda-beda, yang dilandasi oleh suatu system atau cara memperjuangkan yang berbeda-beda pula, sehingga menimbulkan konflik kepentingan antar negra.
Penggunaan kekerasasan dalam hubungan internasional sudah dilarang dan seharusnya diselesaikan secara damai. Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan dalam Pasal 2 ayat(4) Piagam PBB serta berdasarkan Deklarasi Manila ahun 1982 yang melarang Negara anggota menggunakan kekerasan dalam hubungannya satu sama lain.

2. Masalah Internasional
Masalah internasional terjadi karena suasana dunia masih jauh dari rasa aman dan damai, kemerdekaan bangsa-bangsa masih terkekang, aspirasi rakyat terhambat dan ketidakadilan ekonomi masih terus berlanjut setelah perang dunia ke II. Sehingga Negara-negara berkembang dihadapkan pada tantangan bersejarah yang diakibatkan oleh kenyataan-kenyataan baru dalam bidang politik dan ekonomi.
a. Bidang Politik
Salah satu akibat dari saling pendekatan antar Negara besar adalah bahaya disintegrasi dan pecahnya Negara-negara diberbagai dunia. Pecahnya perang saudara disulut oleh pertentangan etnis dan agama. Seperti yang terjadi akibat dari Agresi Amerika Serikat yang menyebabkan berjuta-juta rakyat Irak yang tidak berdosa kehilangan nyawa, serta perjuangan rakyat Palestina terhadap Baitulmaqdis yang menyebkan kematian Presiden Yasir Arafat pada akhir tahun 2004 menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda perdamaian dunia yang makin membaik.
Masalah agresi yang terjadi, sebenarnya merupakan pemborosan terhadap ekonomi nasional dan internasional. Sementara dibelahan bumi lainnya masih banyak rakyat yang miskin dan kekurangan gizi serta membutuhkan modal pembangunan ekonomi. Oleh karenanya, hal ini malah menjadi masalah yang memprihatinkan bagi dunia.
b. Bidang Ekonomi
Pembicaraan ekonomi dunia menunjukkan bahwa tantangan lama belum teratasi sedangkan masalah baru seperti masalah-masalah kemiskinan dan keterbelakangan telah bermunculan.
Globalisasi perekonomian internasional yang meningkat serta kemajuan pesat ilmu pengetahun dan teknologi telah mengubah secra drastis pola-pola produksi, perdagangan dan keuangan. Secara potensial sebenarnya dapat membuka peluang yang lebih besar bagi kemajuan bersama. Akan tetapi hal tersebut telah berdampak negative terhadap Negara-negara berkembang.

3. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
ü Pemerintah Indonesia tetap akan terlibat aktif dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu dibuktikan dengan keseriusan pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika Untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Palestina yang akan diadakan di Jakarta pertengahan tahun 2008 ini. Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara konferensi pers seusai Konferensi Organisasi Konferensi Islam di Senegal mengatakan, selain mengadakan pertemuan dengan Presiden Palestina, pemerintah Indonesia juga telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Sudan dalam rangka pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Sudan. Lebih jauh Presiden menjelaskan, pemerintah Sudan juga telah melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia di bidang minyak dan gas bumi melalui Badan Usaha Milik Negara Pertamina Medco di Provinsi Banten. Diharapakan, semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dapat memberikan kebaikan dan keadilan bagi negara Sudan dan negara-negara konflik lainnya di dunia (Sumber: Liputan Jakarta-VOI NEWS)
ü Pada tanggal 24 sampai 30 Juni 2008, Pemuda Indonesia yang tergabung dalam Center for Religion and Civilization Studies (CRCS), initiative of change Indonesia dan YMCA menyelenggarakan International Youth Forum (IYF) di Bandung dan Kabupaten Garut. Latar belakangan sebuah kenyataan yang sangat memprihatinkan, setelah terjadinya peristiwa 11 September 2001 mejadi carut marut. Wacana terorisme menjadi salah satu isu central kebijakan politik beberapa negara besar, yang berakibat negatif terhadap tatanan kehidupan dan perdamaian masyarakat dunia yang berkepanjangan. Kerukunan umat beragama menjadi ternoda, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan dialog-dialog kebudayaan menjadi terhambat Disisi lain masyarakat internasional sedang menghadapi persoalan yang tidak kalah penting. Fenomena global warming; disharmonitas dan destabilitas alam yang menjadi ancaman serius terhadap eksistensi kehidupan masyarakat dunia pada saat ini. Sehingga diperlukan upaya-upaya serius dan nyata menghadapi persoalan diatas. Dalam konteks inilah Pemuda Indonesia dan forum Pemuda-Pemudi lintas agama, negara dan budaya se dunia ini mendapat peran urgennya, kata A. Fajar Kurniawan selaku panitia kegiatan tersebut. Mencari strategi dan solusi alternatif yang konstruktif partisipatif, dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Merekomendasikan rekonsiliasi internasional, reaktualisasi dialog lintas agama, negara dan budaya serta sosialisasi program Milennium Development Goals (MDG’s) dalam upaya perlindungan hak asasi manusia dan penanggulangan kerusakan alam. Kegiatan ini mangambil tema “ The Role of Youth; Action on Millennium Development Goals Toward a Peaceful World” ini, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Departemen Pemuda dan Olah Raga sebagai institusi pemerintah yang memberdayakan pemuda di Indonesia, Departemen Sosial, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Depertemen Kehutanan, Kementerian Negera Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Garut. (Sumber: Chandra’s Weblog).
ü Sebuah forum internasional dengan tema menciptakan perdamaian talah berlangsung tiga hari di Bali (22-24 Januari 2008). Forum yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia bekerja sama dengan Unesco, yang melibatkan sekitar 300 peserta dari 30 negara. Tema lengkapnya adalah “The Power of Peace: Using the Tools of Information and Communication”. Yang mengangkat peranan media, dengan latar belakang bahwa salah satu faktor yang menyebabkan dunia semakin rawan konflik karena pemberitaan yang tidak berimbang, bahkan pemberitaan yang sesat. Dengan latar belakang itu, Bali Global Forum mengimbau media menjadi mitra perdamaian dunia. Yaitu, antara lain dengan mempertimbangkan dampak pemberitaan atau tayangan yang mempromosikan kekerasan. Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan dengan terus terang mengajak insan pers untuk mengurangi pemberitaan yang dapat memacu radikalisme. “Pena wartawan lebih tajam dari bayonet serdadu,” katanya ketika membuka Bali Global Forum, kemarin. Dalam bahasa lain media kembali diingatkan untuk mengusung jurnalisme damai. Yaitu, sebuah genre jurnalistik yang antara lain memilih sudut pandang memihak kepada korban konflik dengan menunjukkan dalamnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh konflik. Sasaran liputan adalah anak-anak, kaum perempuan, serta orang-orang lanjut usia yang umumnya menjadi korban konflik. Sudah tentu, Bali Global Forum diharapkan memiliki manfaat yang sangat nyata bagi negeri ini. Forum internasional itu kiranya semakin mempertegas kepada dunia bahwa Bali telah kembali aman sebagai tujuan wisata. Pulihnya citra Bali sangat penting bagi pulihnya industri pariwisata Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempercepat bersinarnya kembali citra Pulau Dewata adalah maraknya penyelenggaraan forum internasional di Bali. Terlebih, forum yang mengusung tema perdamaian. Bali Global Forum telah menggelindingkan misi penting bagaimana media turut menciptakan perdamaian dunia. Sambil menyelam minum air, juga mengabarkan kepada dunia sesuatu yang sangat riil, sangat konkret, bahwa damai yang indah itu telah bersemi kembali di Pulau Dewata. (Sumber: Media Indonesia - www.media-indonesia.com)



HAM = HAK ASASI MANUSIA


Semua orang mempunyai hak dan kewajiban dan keduanya dibatasi oleh hak orang lain termasuk hukum yang berlaku pada daerah tersebut. Norma dan agama juga kerap membatasi hak serta kewajiban masyarakat umumnya.

Fungsi hak adalah untuk mengatur hubungan antar negara/ masyarakat dengan warganya & hubungan antar manusia agar kehidupan berjalan dengan lancer & tertib
Tugas hak adalah untuk mencapai kepastian hak & keadilan di dalam masyarakat
Untuk mencapai keadilan maka setiap WN harus diperlakukan secara sama

Natural equality = persamaan alamiah/ sejak lahir. Manusia adalah sama karena mempunyai rasio yang membedakan dengan binatang.                                                     
Civil equality = persamaan hak sipil,ex: persamaan dihadapkan pada hak
Political equality = persamaan politik adalah hak yang sama untuk berpartisipasi dalam urusan Negara ex. Hak pilih dalam pemilu. Persamaan politik adalah basis demokrasi
Economic equality = persamaan ekonomi adalah persamaan hak dalam meningkatkan taraf ekonomi dalam kehidupan
(teori equality before the law termasuk dalam civil equality karena menyangkut kepentingan setiap WN untuk diperlakukan sama dihadapan hak dan pemerintah. Equality before the law erat kaitannya dengan political equality)
Dicantumkan dalam pasal 27 ayat 1
  •     Disatu pihak semua WN sama dihadapan hak dan pemerintahan
  •     Dilain pihak semua WN wajib mematuhi hak dan pemerintahan
Negara RI adalah negara berdasar atas hak (rechsstaat) dan tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machstaat) sehingga jelas bahwa jaminan hak terhadap HAM


FILSAFAT ILMU


Pengertian dan Pandangan tentang Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian atau cabang dari filsafat yang lahir di abad ke-18. Cabang filsafat ini merupakan bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. Beberapa istilah asing untuk menyebut bidang pengetahuan ini ialah :
v   wissenschaftlehre (filsafat ilmu)
v   philosophy of science (filsafat ilmu)
v   metascience (adi ilmu)
v   methodology (metodologi)
v   science of science (ilmu tentang ilmu)
v   scientia scientiarum (ilmu tentang ilmu)
Berikut ini beberapa definisi filsafat ilmu yang diringkas dari The Liang Gie (2000 : 57-61) :
v   Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapannya serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual (A. Cornelius Benjamin).
v   Penelaahan tenteng logika intern dari teori-teori ilmiah, dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah (Michael V. Berry).
v   Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang dilakukan filsafat pada seluruh pengalaman manusia. Di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan ; di pihak lain filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan, termasuk teorinya sendiri, dengan harapan terhapusnya ketakajegan dan kesalahan (Peter Caws).
v   Ilmu pada garis besarnya bersangkutan dengan apa yang dapat dianggap sebagai fakta tentang dunia yang kita alami. Filsafat ilmu di pihak lain dalam garis besarnya bersangkutan dengan sifat dasar fakta ilmiah – atau dengan kata lain, bersangkutan dengan fakta-fakta mengenai fakta-fakta tentang dunia (D. W. Theobald).
v   Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif  terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia (The Liang Gie).
Berbagai definisi tersebut di atas bukan terutama untuk dihafalkan dan semata-mata sebagai kamus ensiklopedis, melainkan memiliki nilai strategis dalam menunjukkan bahwa pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai ilmu pada akhirnya penting dan bermanfaat bagi lahir, tumbuh, dan kokohnya ilmu.

Hubungan Filsafat Ilmu dengan Cabang Filsafat Lainnya
v   Cabang-cabang Pokok Filsafat
1.       Logika, yang memuat :
·         Logika formil (logic), yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukum berpikir yang harus ditaati supaya kita berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Buku logika yang terkenal dalam sejarah : “organon” karya Aristoteles.
·         Logika materiil / kritik (epistemologi)
Yang memandang isi pengetahuan (materiil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
o Sumber-sumber dan asalnya pengetahuan
o Alat-alat pengetahuan
o Proses terjadinya pengetahuan
o Kemungkinan-kemungkinan dan batas-batas pengetahuan
o Kebenaran dan kekeliruan
o Metode ilmu pengetahuan
2.      Metafisika / ontologi
Hal ini mengupas tentang :
·         Apakah arti ada itu ?
·         Apakah kesempurnaannya ada itu ?
·         Apa tujuannya ada itu ?
·         Apakah sebab dan akibat ?
·         Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yang ada itu ?
Jadi : apakah sesungguhnya hakikat daripada segala sesuatu itu ?
3.      Kosmologi (Philosophy of Nature)
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam semesta.
4.      Filsafat Tentang Manusia (Philosophy of Man / Anthropologia Metafisika)
Sebetulnya inilah yang mennjadi inti dan pangkalan kita. Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendiri. Jadi direnungkanlah mengenai :
·         Apakah arti “ada” itu dalam diri kita ?
·         Apakah kodrat kita ?
·         Bagaimanakah susunan manusia atas badan dan jiwa ?
·         Bagaimanakah datangnya pengetahuan itu ?
·         Apakah kehendak bebas itu ?
·         Apakah artinya kepribadian itu ?
5.      Etika / Filsafat Moral
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang  tidak baik itu menimbulkan berbagai soal yaitu :
·         Apakah yang disebut baik itu?
·         Apakah yang buruk itu ?
·         Apakah ukuran baik buruk itu ?
·         Apakah suara batin itu?
·         Mengapa orang terikat oleh kesusilaan?
6.      Theodycea ( Natural Theology )
Hal inilah yang merupakan konsekuensiterakhir dari seluruh pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa manusia itu bukan sumber dari segala-galanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan, bukan sumber daripada dunia, dan bukan sumber pengetahuan yang sempurna.
Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia. Hingga akhirnya kita sampai kepada Hyanh Maha Bijaksana, Hyang Manon, Hyang Maha Sempurna, Hyang Hana.
  
v   Beberapa Kerjasama Antara Filsafat (termasuk filsafat ilmu) dengan Ilmu-ilmu Khusus Dewasa Ini :
·         Hubungan ilmu dengan filsafat bersifat interaksi. Perkembangan-perkembangan ilmiah teoritis selalu berkaitan dengan pemikiran filsafat, dan suatu perubahan besar dalam hasil dan metode ilmu tercermin dalam filsafat.
·         Filsafat dapat membantu membedakan ilmu dengan scientisme (paham yang memutlakkan metode dan kebenaran, sehingga tidak mengakui kebenaran di luar ilmu). Jadi filsafat dapat berdialog dengan ilmu untuk menemukan dan memperlihatkan filsafat tersembunyi dari ilmu (tim dosen filsafat ilmu UGM, 2001:59).
·         Filsafat dapat memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu yang dibutuhkan. Searah dengan spesialisasi ilmu maka banyak ilmuwan yang hanya menguasai suatu wilayah sempit dan hampir tidak tahu menahu apa yang dikerjakan di wilayah ilmu lainnya (Bertens, dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2001:59). Filsafat bertugas untuk tetap memperhatikan keseluruhan dan tidak berhenti pada detil-detilnya.

Lingkup Bahasan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sampai saat ini telah berkembang pesat hingga menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas (ekstensif) dan mendalam (intensif). Beberapa bidang konsentrasi utama dalam filsafat ilmu yang bisa menjadi inspirasi ekstensifikasi dan intensifikasi lebih lanjut dapat diasalkan pada hal-hal berikut:
·         Menurut Loren Bagus
Dalam bukunya Kamus Filsafat, disebutkan bahwa filsafat ilmu berkonsentrasi pada studi-studi berikut:
1.      Studi: (a) konsep, pengandaian-pengandaian, dan metodologi ilmu, (b) analisis konseptual dan linguistiknya, (c) ekstensi dan rekonstruksi bagi aplikasi yang lebih konsisten dan tepat dalam memperoleh pengetahuan.
2.      Studi dan pembenaran proses-proses penalaran dalam ilmu dan struktur simboliknya.
3.   Studi tentang bagaimana ilmu-ilmu bersifat saling terkait, serupa, atau berbeda dan tingkat dimana mereka menunjukkan suatu paradigma metode ilmiah.
4.   Studi tentang konsekuensi-konsekuensi pengetahuan ilmiah bagi hal-hal seperti: persepsi kita tentang realitas; pemahaman kita tentang proses-proses realitas atau alam semesta; hubungan logika dan matematika dengan relitas; status entitas-entitas teoritis; sumber-sumber pengetahuan dan keabsahannya; hakikat kemanusiaan, nilainya dan tempatnya dalam proses-proses sekitarnya.
·         Menurut Peter Angeles
Filsafat ilmu mempunyai 4 bidang konsentrasi yang utama:
1.   Telaah mengenai berbagai konsep,pra anggapan dan metode ilmu berikut analisis perluasan dan penyusunaqn untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
2.   Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangnya 
3.   Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.
4. Telaah mnegenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas,hubungan logika dan matematika dengan realitas,entitas teoritis,sumber dan keabsahan pengetahuan serta sifat dasar kemanusiaan (dalam The Liang Gie,2000:65).

Problem-problem Filsafat Ilmu   
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu yang sekaligus menjadi problem-problem cakupan filsafat seumumnya. The Liang Gie (2000:83) setelah merangkum berbagai pendapat tentang problem-problem filsafat ilmu, akhirnya menertibkannya dalam enam problem mendasar :
1.  Problem-problem filsafat ilmu, akhirnya menertibkannya dalam enam proble -problem epistemologis tentang ilmu
2.      Problem-problem metafisis tentang ilmu
3.      Problem-problem metodologis tentang ilmu
4.      Problem-problem logis tentang ilmu
5.      Problem-problem etis tentang ilmu
6.      Problem-problem estetis tentang ilmu
Meskipun secara disipliner ke-6 problem filsafat ilmu versi The Liang Gie di atas memiliki keluasan dan kedalaman yang mandiri, namun di kalangan pelajar filsafat ilmu, setidaknya di Indonesia, pemilahan problem-problem filsafat ilmu lebih diperas lagi ke dalam tiga permasalahan :
1.      Ontologi
Membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontology dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu.
2.      Epistemologi
 Membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain epistemology adalah suatu teori pengetahuan. Dalam epistemology yang dibahas adalah objek pengetahuan, sumber dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, validitas pengetahuan dan kebenaran. Epistemologi berkaitan dengan pemilahan dan kesesuaian antara realisme atas pengetahuan tentang proposisi, konsep-konsep kepercayaan, dsb, dengan realisme tentang objek yang tersusun atas “objek real”, fenomena, pengalaman, data indera, dsb (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2001:90).
3.      Dasar Aksiologis Ilmu
Membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-kekuatan alam. Permasalahan aksiologi terkait dengan hakikat ilmu itu sendiri, yakni tentang netralitas ilmu dalam hubungannya dengan penerapan praktis ilmu di masyarakat (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2001:90-91).

Pentingnya Filsafat Ilmu
v  Filsafat mengajar kita hidup dengan lebih sadar dan insyaf, memberikan pandangan tentang manusia dan hidupnya yang menerobos sampai inti sarinya, sehingga kita dengan lebih tegas dapat melihat baik keunggulannya, kebesarannya maupun kelemahannya dan keterbatasannya.
v  Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri.
v  Sebaliknya seseorang yang sungguh-sungguh dewasa tidak pertama-tama mencari kepuasan dan kesenangannya sendiri dalam benda-benda, melainkan berusaha mempertahankan sikap yang objektif mengenai inti sari dan sifat-sifat barang-barang itu sendiri, bukannya pertama-tama atas perasaan dan pertimbangan-pertimbangan simpati atau antipati saja. Dan seseorang semakin pantass disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, semakin memiliki “kebijaksanaan”, jika ia semakin mempunyai sikap objektif terhadap dunia ini.
v  Pelajaran filsafat mengajar dan melatih kita memandang dengan luas, jadi menyembuhkan kita dari kepicikan, dari ”Akuisme” dan “Akusentrisme”, artinya sifat memusatkan segala sesuatu kepada “si-Aku”, mencari jalan segala-galanya hanya untuk kepentingan dan kesenangan si-Aku saja, tak dapat memasuki pendapat orang lain, singkatnya: terlalu terbatas pandangannya.
v  Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.
v  Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan.
v  Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahui kebenaran-kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri. Hal ini akan nampak betul terutama dalam etika.
v  Khususnya bagi seorang pendidik (paedagog) filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya: ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa, dsb.
v  Filsafat ilmu antara lain dapat mensistematisasikan, meletakkan dasar, dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha penelitian dari para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu. Dengan mempelajari filsafat ilmu, proses pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam suatu bidang ilmu menjadi lebih mantap dan tidak kehilangan arah (The Liang Gie, 2000:64)

hubungan faktor individu dan faktor pekerjaan terhadap stres kerja pada guru RSBI di SMA Negeri 1 Gresik


ABSTRACT

Job stress is a part of life stress. Job demands which is not appropriate to the capabilities or skills of workers and unfulfilled desires are the causes of job stress. This research aimed to find out the job stress, and the relationship of individual factors (age, gender, years of service, marital status, and personality type), and work factors (relationships with superiors, relationship with co-workers and the perception of workload) with job stress RSBI teachers of Public Senior High School 1 Gresik.
This study was analytical research with cross-sectional design. The population in this study was 75 RSBI teachers of Public Senior High School 1 Gresik. Meanwhile, the sample size that was determined by using simple random sampling was 67 people. The data obtained and analytically analyzed by using the chi square test with statistical significance level of 0,05.
The research results showed that job stress in RSBI teachers of Public Senior High school 1 Gresik was low, which was about 54%. With statistical tests, individual factors that had a relation to job stress were the age of the respondents (p=0,002) and work period (p=0,041). Work factors that had a relation to job stress was relationship with the superior (p=0,002).
It can be concluded that the age of respondents, work period, and relationship with the superior has a relationship with job stress in RSBI teachers of Public Senior High school 1 Gresik. It is suggested that the RSBI teachers increase their self-awareness of the symptoms that occur, and hold and maintain effective communication to their fellow teachers and principal, while the principal improve the communication and support his subordinates. It is also suggested to education office to provide trainings and development for new teachers.



Keywords: job stress, RSBI Teachers, individual factors, work factors




MY FINAL PROJECT IN PUBLIC HEALTH FACULTY (OCCUPATIONAL AND HEALTH DEPARTEMENT), AIRLANGGA UNIVERCITY

Senin, 14 Mei 2012

Hidup ini


Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Bukan tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu, atau orang yang belum kau pacari. Bukan tentang siapa yang telah kau cium, olahraga apa yang kau inginkan, atau gadis/pemuda mana yang menyukaimu. Bukan tentang sepatumu, atau rambutmu, atau warna kulitmu atau tempatmu atau sekolahmu. Bahkan, juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang, baju, atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang tidak menerimamu. Hidup ini bukan tentang apakah kamu memiliki banyak teman atau apakah kamu seorang diri dan bukan tentang apakah kamu diterima atau tidak diterima oleh lingkunganmu. Hidup bukanlah tentang itu.
Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dank au benci. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri, tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakana dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bias digantikan dengan cara lin. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.