BTM
adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan
merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
yang dengan sengaja ditanbahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada
pembuatan , pengolahan, penyiapan , perlakuan , pengepakan , pengemasan, dan
penyimpanan. (Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88
No. 1168/Menkes/PER/X/1999)
Tujuan
penggunan BTM adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan
kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta
mempermudah preparasi bahan pangan.
BAHAN PEMBENTUK (TEXTURIZING)
Texturizer
adalah bahan tambahan makanan yang berfungsi untuk memperbaiki tekstur makanan.
Digunakan pada pengawetan buah-buahan dan produk sayuran, daging, selai, dan
jeli. CaCl2 digunakan pada pengalengan buah-buahan dan sayuran, AlSO4 digunakan
untuk pikel, gula ditambahkan pada pengalengan buah-buahan.
Reaksi :
Garam-garam
tergantung pengaruh dari kation dengan
kelompok karboksil dari pektin dalam buah. Sedangkan gula tergantung
pengaruh ikatan hidrogen dari molekul gula dari pektin selulosa, dan
hemiselulosa pada dinding sel buah.
Sifat-sifat:
-
mempunyai kelarutan yang tinggi
-
dapat menembus jaringan makanan
-
tidak memberikan flavor
TABEL
Penggunaan dalam Makanan, Peraturan, Pengujian dan toksikologi
Senyawa
|
Jenis Makanan
|
Peraturan
|
Pengujian
|
Toksikologi
|
1.
Alumunium Sulfat
|
Pikel
|
Swedia:
Maks 1gr/kg
Amerika:
GRAS/GMP
|
Volumetri
|
Bukan
Penetapan ADI
|
2.
Kalsium asetat
|
Pengalengan
sayuran
|
|
Volumetri
|
Bukan
Penetapan ADI
|
3.
Kalsium karbonat
|
Keju,
buah kalengan, dan sayuran, buah kering, jeli, selai.
|
Amerika
maks: 0,0001%
Jerman:
tanpa batas/kentang.
WHO:
4gr/kg keju, 200mg/kg selai dan jeli
|
Volumetri
|
Bukan
Penetapan ADI
|
4.
Kalsium Klorida
|
Pengalengan
buah dan sayuran
|
Belgia:
maks 350 ppm. Dilarang untuk sayuran segar dan beku.
|
Volumetri
|
|
5.
Gula (sirup)
|
Pengalengan
buah
|
Amerika:
GRAS
|
Polarimetri
Gravimetri
|
Makanan
yang dipertimbangkan.
|
6.
Casein
|
Produk
daging
|
Binders
|
Pengujian
standar protein
|
|
7.
Selulosa
|
Vitamin,
Gum drop permen
|
|
Volumetri
|
|
8.
Dekstrin
|
Pasta,
adonan pizza, permen, kacang kering, snack.
|
Belgia,
perancis, itali.
Luxemburg:
tanpa batas.
|
Gravimeetri
untuk serat.
|
Bukan
penetapan ADI
|
9.
Gum Arab
|
Binder
dalam pelapis permen.
|
Amerika:
GRAS/GMP
|
Ekstraksi
dan spectrum IR
|
ADI
0-70 mg/kg
|
10.Minyak
mineral
|
Kapsul,
tablet, flavor, tablet vitamin.
|
WHO:
GMP
|
Kolorimetri
|
Bukan
penetapan ADI
|
Mie bihun
instan dengan pemakaian bahan textur yaitu tripolyphosphate (STPP), guar
gum, dan air kansui.
Air kansui
merupakan campuran dari air dengan
garam-garam yang sebagian besar bersifat alkali (basa) seperti kalium karbonat,
natrium bikarbonat, sodium tripolyphosphate (STPP), serta natrium
klorida (bukan basa) dengan perbandingan tertentu.
Penambahan
STPP dan air kansui dapat meningkatkan nilai kekerasan dan kelengketan pada
tekstur bihun, sedangkan Guar gum dapat meningkatkan viskositas larutan dalam
air
dingin.sehingga
penambahan guar gum dapat meningkatkan nilai kekenyalan pada tekstur bihun.
Jadi pengunaan
pengatur textur (texturirzer) dengan tujuan untuk mendapatkan bihun dengan
karakteristik yang baik, meliputi warna, tekstur, serta kehilangan padatan
akibat pemasakan.
Efek texturizer terhadap kesehatan
1. Efek
BTM dari kelompok garam-garam aluminium secara berlebih akan menyebabkan
penyakit alzeimer (gangguan syaraf) akibat adanya timbunan aluminium dalam
tubuh.
2.
Efek BTM dari kelompok garam-garam kalsium
yang berlebihan akan meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh atau hiperkalsemia.
Memilih
makanan atau produk pangan bebas aditif yang dapat menekan zat berbahaya yaitu
:
a. Memilih
produk pangan yang mencantumkan secara jelas jumlah BTP yang digunakan, serta
batas aman konsumsi harian.
b. Bahan
makanan yang tidak dihinggapi lalat biasanya mengandung formalin.
c. Perhatikan
kualitas fisik makanan secara umum. Adanya jamur menandakan bahwa proses
pengawetan tidak berjalan sempurna dan bahan makanan sudah kadaluwarsa.
d. Makanan
yang akan disantap harus dibaui terlebih dahulu, bau apek atau tengik
menandakan makanan sudah rusak atau terkontaminasi mikroorganisme.
e. Bagi
diabetes, alergi, atau asma harus memilih makanan secara hati-hati, yang aman
sesuai penderita.
f. Bahan
pangan yang berwarna terlalu mencolok, atau warna terlalu jauh dari aslinya
kemungkinan besar telah ditambahi zat pewarna.
g. Biasanya
lidah kita cukup jeli membedakan bahan makanan yang masih alami dan yang sudah
ditambahi berbagai macam bahan tambahan makanan. Biasanya makanan yang sudah
ditambahi zat aditif memiliki cita rasa yang tajam, seperti sangat gurih.
h. Berbeda
dari pemannis alami (gula), pemanis buatan biasanya meninggalkan rasa sisa
(after taste) pahit pada lidah.
i.
Jika memilih produk impor, pilihlah
produk yang sudah terdaftar di BPOM
j.
Pilih makanan yang sudah terdaftar di
Depkes
k. Pilih makanan yang bersertifikat halal (perlu
diketahui, tidak selamanya produk yang mencantumkan tulisan halal di kemasannya
telah teruji dan terdaftar di BPPOM MUI)
l.
Warna merah pada daging olahan. Jika
berlebihan, bahan pengawet ini bisa menyebabkan keracunan, kesulitan bernafas,
pusing, anemia, radang ginjal.
m. Selain
itu, ada kalsium propionate untuk mencegah tumbuhnya jamur di tepung dan roti.
DAFTAR
PUSTAKA
Herliani, Leni. A. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung : alfabeta
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta
: Bumi Aksara
http://www.lipi.go.id/www.cgi?publikasi&1170317040&47&&
0 komentar:
Posting Komentar