2.1
Masalah Pokok dalam Perekonomian
2.1.1
Sifat Keinginan Manusia
Manusia, secara individu dan secara
bersama-sama menghadapi banyak masalah ekonomi. Masalah-masalah ekonomi
tersebut timbul sebagai akibat dari tidak sesuainya jumlah kebutuhan manusia
apabila dibandingkan dengan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
atau dapat disediakan para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Di satu pihak terdapat suatu
keadaan di mana jumlah kebutuhan manusia yang hidup di dunia ini tidak terbatas
banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka peroleh dan
mereka capai. Kalu keinginan di masa lalu telah tercapai, maka berbagai
keinginan baru akan timbul. Salah satu sifat penting dalam hidup manusia adalah
bahwa mereka akan selalu mempunyai keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang
lebih tinggi dari apa yang telah mereka capai.
Di lain pihak, faktor-faktor
produksi yang dapat digunakan oleh manusia untuk menyediakan atau menghasilkan
berbagai alat pemuas berbagai kebutuhan mereka sangat terbatas jumlahnya. Oleh
karenanya barang-barang dan jasa-jasa yang dapat diciptakan oleh factor-faktor
produksi yang tersedia adalah jauh lebih sedikit daripada jumlah kebutuhan
manusia. Keadaan yang bertentangan inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai
masalah ekonomi di dalam masyarakat. Dengan demikian pada hakekatnya
masalah-masalah ekonomi itu wujud sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia
yang jumlah dan jenisnya jauh lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah
dan jenis baran dan jasa yang dapat dihasilkan oleh berbagai jenis factor
produksi yang tersedia.
2.1.2
Faktor Produksi
Faktor produksi adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia, atau disediakan oleh alam, dan dapat digunakan
untuk memproduksikan berbagai jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan.
Faktor-faktor produksitersebut dapat dibedakan dalam empat golongan : tanah,
tenaga kerja, modal, dan keahlian keusahawanan (entrepreneurship).
1.
Tanah
Pengertian “tanah” sebagai faktor
produksi sedikit berbeda maknanya dengan pengertian “tanah” dalam bahasa
sehari-hari. Dalam perbincangan khusus, ”tanah” diartikan sebagai bagian dari muka
bumi yang tidak ditutupi air, atau bagian dari muka bumi yang dapat digunakan
untuk bercocok tanam atau tempat tinggal. Sebagai faktor produksi yang
dimksudkan dengan “tanah”, disamping meliputi pengertian sehari-hari tersebut, ia
mencangkup pula sebagian kekayaan alam yang terdapat di muka bumi ini. Ia
meliputi kekayaan yang terkandung diatas maupun di dalam tanah,seperti
barang-barang tambang dan hasil-hasil hutan.
2.
Tenaga Kerja
Pengertian ini bukan saja berarti
jumlah penduduk yang dapat digunakan dalam proses produksi, tetapi termasuk
juga kemahiran-kemahiran yang mereka miliki. Oleh sebab itu tenaga kerja bukan
saja diartikan sebagai besarnya tenaga jasmani yang dapat digunakan dalam
proses produksi,tetapi juga meliputi kemampuan tenaga kerja yang ada untuk
berfikir dan bekerja. Melihat kepada kesanggupan mereka untuk bekerja dan
berfikir, tenaga kerja yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan dalam tiga
golongan. Yang pertama, adalah tenaga kerja yang tidak terdidik, yaitu tenega
kerja yang tidak mempunyai pendidikan sehingga daya kerjanya terutama harus
berasal dari tenaga jasmaninya. Termasuk dalam golongan tenaga kerja ini adalah
petani, pekerja toko, penarik becak dan tenaga kerja lain yang semacam itu.
Golongan kedua adalah tenaga kerja terlatih, adalah tenaga kerja yang
memperoleh sedikit pendidikan dan latihan dalam bidang-bidang tertentu. Dalam
golongan ini termasuk tukang kayu, tukang besi, tukang electrik dan sebagainya.
Akhirnya terdapat pula golongan tenaga kerja yang sangat tinggi pendidikannya
dan dinamakan tenaga terdidik. Mereka adalah guru, dosen, juru terbang, berbagai
jenis tenaga teknik, dan sebagainya.
3.
Modal
Segala
barang-barang yang diciptakan oleh manusia dengan tujuan untuk menghasilkan
barang-barang lain atau jasa-jasa yang digunakan masyarakat termasuk dalam
golongan ini. Beberapa contoh dari barang-barang seperti itu adalah irigasi,
jalan-jalan, industri-industri dan peralatan-peralatan mereka, berbagai jenis
mesin dan sebagainya. Dalam pengertian sehari-hari adakalanya ”modal” diartikan
juga sebagai tabungan masyarakat yang dapat digunakan untuk membeli saham-saham
perusahaan dan obligasi-obligasi pemerintah, atau digunakan untuk spekulasi,
atau dipinjamkan kepada orang lain. Dalam analisa ekonomi uang atau “modal”
yang dapat digunakan untuk maksud-maksud diatas tidak dianggap sebagai modal,
tetapi hanyalah dipandang sebagai tabungan. Hal tersebut tidak boleh dianggap
sebagai faktor produksi.
4.
Keahlian keusahawanan
Yang
dimaksudkan dengan keahlian keusahawanan adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan sesuatu perusahaan sehingga
ia dapat berjalan dengan efisien dan menguntungkan. Pada waktu yang lalu
faktor produksi ini digolongkan sebagai
bagian dari tenaga kerja. Tetapi kemudian disadari bahwa keahlian keusahawanan
merupakan suatu kemahiran yang istimewa, yang perlu dibedakan dengan
kemahiran-kemahiran lainnya. Oleh sebab itu keahlian keusahawanan kemudian
digolongkan menjadi satu golongan faktor produksi tersendiri. Keahlian
keusahawanan ini fungsinya adalah mengorganisasi dan menggabungkan berbagi
jenis faktor produksi itu untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan masyarakat.
2.1.3
Masalah
Pokok dalam Setiap Perekonomian
Masalah-masalah ekonomi
yang pokok itu adalah :
1.
Apakah jenis barang-barang dan jasa-jasa
yang harus diproduksikan?
Sebagai akibat langsung dari banyaknya jumlah
kebutuhan manusia, sedangkan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dapat
diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia terbatas, masyarakat harus
membuat pilihan untuk menentukan jenis barang-barang dan jasa-jasa yang harus
mereka hasilkan. Dalam mengatasi masalah ini masyarakat harus memikirkan dua
persoalan: (i) menentukan jenis barang-barang dan jasa-jasa yang harus
dihasilkan dan (ii) menentukan jumlah produksi dari setiap jenis barang
tersebut.
2.
Bagaimanakah teknik dan gabungan
faktor-faktor produksi yang harus
digunakan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut?
Untuk
menghasilkan sesuatu barang biasanya ada beberapa cara yang dapat digunakan.
Cara yang paling sesuai untuk dijalankan di dalam suatu masyarakat tergantung
kepada keadaan yang ada dalam masyarakat tersebut. Produktivitas akan menjadi
bertambah tinggi apabila teknologi yang digunakan semakin maju. Oleh sebab itu
dalam teori dapat dikatakan bahwa produksi akan dapat mencapai jumlah yang
lebih besar apabila menggunakan teknologi yang lebih modern.
Pada
kenyataanya, adakalanya pemakaian teknik produksi yang tinggi tidak selalu
merupakan cara yang efisien. Keadaan dimana permintaan yang wujud dalam
masyarakat adalah jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kemampuan minimal
dari suatu peralatan industry modern mungkin berlaku dalam masyarakat. Kalau
peralatan modern digunakan, maka barang yang akan diproduksikan memakan ongkos
yang tinggi. kalau keadaan seperti itu terjadi, menggunakan peralatan industry
yang modern tersebut untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan masyarakat
bukanlah merupakan tindakan yang bijaksana.
Faktor
penting lainnya yang menentukan teknik produksi yang akan digunakan adalah
tingkat teknologi yang dicapai oleh negara tersebut. Tingkat teknologi dalam
suatu negara tergantung pada (i) sampai dimana modernnya alat-alat modal yang
digunakan dan (ii) tingkat efisiensi tenaga kerja yang tersedia dalam
masyarakat itu. Di negara-negara miskin, ketidakmampuan mereka untuk mencapai
tingkat produksi yang tinggi terutama disebabkan oleh karena tingkat kemahiran
tenaga kerja dan produktivitas alat-alat modal yang redah.
3.
Bagimanakah pendapatan masyarakat
didistribusikan diantara faktor-faktor produksi,dan bagaimana distribusi itu
harus diperbaiki agar kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan mencapai
taraf yang maksimal?
Proses
produksi akan menciptakan pendapatan kepada berbagai factor produksi yang
digunakan. Para pekerja menerima upah, para pemilik modal menerima pembagian
keuntungan dan bunga, dan manager-manager perusahaan menerima gaji dan
pembagian keuntungan. Di dalam membicarakan mengenai persoalan ini analisa
ekonomi mencoba menerangkan bagaimana pendapatan dari berbagai factor produksi
ditentukan. Dalam teori ekonomi dicoba diterangkan factor-faktor yang
menentukan tingkat upah, tingkat bunga, dan factor-faktoryang akan menentukan
keuntungan para pengusaha.
4.
Apakah penggunaan faktor-faktor produksi
sudah mencapai efisiensi yang tinggi?
Kalau
diamati keadaan dalam setiap perekonomian akan dapat dilihat bahwa
faktor-faktor produksi tidak selalu digunakan secara efisien. Ketidakefisienan
ini menyebabkan produksi yang diciptakan dalam negara itu jumlahnya lebih
rendah jika dibandingkan dengan apabila factor-faktor produksi yang tersedia
sepenuhnya digunakan. Oleh sebab itu adalah wajar apabila masalah
ketidakefisienan dalam penggunaan factor-faktor produksi diatasi. Langkah
seperti itu akan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat, karena lebih
banyak pendapatan dan kesempatan kerja akan diciptakan.
5.
Mengapakah selalu timbul masalah
kenaikan harga-harga dan bagaimanakah masalah itu harus diatasi?
Ketidakefisienan
penggunaan factor-faktor produksi dapat juga menyebabkan masalah kenaikan harga
atau inflasi. Sejak berabad-abad yang lalu telah disadari bahwa masalah
kenaikan harga-harga menimbulkan akibat-akibat yang tidak menguntungkan kepada
masyarakat. Perubahan harga-harga ke tingkat yang lebih tinggi dapat
menghalangi perkembangan kegiatan produksi.
6.
Bagaimanakah usaha yang harus dijalankan
agar dari satu masa ke masa lainnya
faktor-faktor produksi tetap dapat digunakan secara efisien?
Dari
satu masa ke masa berikutnya factor-faktor produksi akan selalu bertambah. Perkembangannya
yang paling nyata terjadi di dalam penawaran tenaga kerja. Pertambahan penduduk
yang terjadi setiap waktu menyebabkan pertambahan dalam jumlah tenaga kerja. Pertambahan
penduduk yang cepat ini dengan sendirinya akan menimbulkan pertambahan tenaga
kerja yang cepat pula. Ini menyebabkan setiap perekonomian harus memikirkan
cara untuk menyediakan tambahan pekerjaan dan menggunakan dengan sebaik-baiknya
tenaga kerja yang bertambah itu.
Jenis
factor produksi lain yang selalu bertambah dari masa ke masa adalah alat-alat
modal. Sebagai akibat dari dilakukannya investasi pada suatu masa tertentu,
pada masa berikutnya jumlah alat-alat modal akan menjadi bertambah besar. Oleh
karenanya kesanggupan perekonomian itu untuk menghasilkan barang-barang dan
jasa menjadi bertambah tinggi.akan tetapi tidak selalu alat-alat modal yang
yang bertambah ini dapat secara penuh digunakan.
2.2
Definisi Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi
adalah bidang ilmu pengetahuan yang berkembang sejak beberapa abad yang lalu.
Perkembangannya sebagai suatu ilmu pengetahuan bermula setelah Adam Smith
menerbitkan buku yang berjudul “An
Inquiry into The Nature and Cause of The Wealth of Nations”. Beberapa
pandangan dalam buku ini telah banyak mendapat sokongan dari para ahli ekonomi.
Sehingga Adam Smith disebut sebagai Bapak Ekonomi. Setelah zaman Adam Smith,
perekonomian berkembang sangat pesat yang diikuti dengan kegiatan perindustrian
yang semakin canggih. Selain itu, saat ini organisasi perusahaan juga lebih
kompleks dan sistem memproduksinya juga lebih rumit. Sehingga pada saat ini
analisis ekonomi tentu lebih kompleks dan harus memberikan gambaran yang
lengkap mengenai kegiatan ekonomi (Pasiamas, 2008).
Ilmu ekonomi
dipelajari untuk dijadikan rujukan atau acuan didalam memahami dan memecahkan
masalah ekonomi. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan
timbulnya kelangkaan (Pasiamas, 2008). Oleh karena itu, ilmu ekonomi juga dapat
digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti bidang penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan,
keluarga dan lainnya. Di lain sisi, Prof. Samuelson berpendapat bahwa ilmu ekonomi
adalah suatu studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan
atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas tetapi
dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan menghasilkan berbagai
jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,
sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat
(Pasiama, 2008).
Pengertian Ekonomi menurut para
ahli :
1. Adam
Smith mendefinisikan ekonomi sebagai kajian tentang sebab-sebab terjadinya
kekayaan.
2. F. A. Walker
menyatakan ekonomi adalah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan kekayaan.
3. David
Ricardo mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu kajian tentang hukum berbagai
jenis golongan masyarakat.
4. J. B. Say
mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang peraturan yang menentukan
kekayaan.
5. J. S.
Mill mendefinisikan ekonomi sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan
pengeluaran hasil negara.
6. Lionel
Robbins mendefinisikan ekonomi sebagai suatu ilmu yang mengkaji tingkah laku
manusia yang berhubungan dengan kehendak mereka yang tidak terbatas dengan
sumber-sumber terbatas dengan memaksimalkan kegunaan (utility). Lionel Robbins
membuat definisi ini berdasarkan empat ciri dasar kehidupan manusia yaitu:
a. Manusia
mempunyai kehendak untuk dipenuhi.
b. Alat
(uang) untuk memenuhi kehendak tersebut terbatas.
c. Sumber
yang terbatas digunakan untuk beberapa pilihan kegunaan.
d. Manusia
perlu membuat pilihan.
Pendapat lain
menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang menaruh
perhatian pada teknik yang seharusnya digunakan untuk memanfatkan sumber daya
yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam
(Sudarman, 1984). Sedangkan, pendapat yang lain menyatakan bahwa ilmu ekonomi
sebagai suatu studi mengenai bagaimana seharusnya manusia atau masyarakat
menentukan pilihannya, baik dengan atau tanpa menggunakan uang dalam
memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan yang mempunyai alternative
penggunaan untuk menghasilkan barang serta kemudian mendistribusikannya, baik
untuk keperluan sekarang atau masa yang akan datang diaantara anggota-anggota
masyarakat.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang menganalisa ongkos dan manfaat (cost and benefit analysis) dari pola peningkatan
alokasi sumber daya.
2.3 Kegiatan Ilmu Ekonomi
Kegiatan ekonomi mencakup 3 hal, yaitu :
a.
Produksi
Produksi
adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.
Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang
membuat mie yamin, tukang pijet yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut
kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.
1. Barang
apa yang di produksi dan berapa jumlahnya (what)
Masalah ini mencakup jenis barang yang diproduksi
oleh masyarakat terkait dengan terbatasnya sumber daya yang ada. Sehingga,
nantinya dapat diputuskan jumlah
barang yang harus diproduksi. Dengan
demikian dapat diketahui sumber daya yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
2. Bagaimana cara memproduksi (how)
Masalah ini mencakup teknologi atau metode produksi
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, meliputi : jumlah tenaga kerja,
jenis mesin, serta bahan mentah apa yang akan digunakan. Serta, cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil dan berdaya
guna.
3. Untuk
siapa barang tersebut diproduksi (for whom)
Dalam masalah ini mencakup sasaran atau objek yang
memerlukan barang tersebut dan yang menikmati hasilnya. Selain itu, perlu
diketahui mengenai distribusi barang-barang yang diproduksi, sudah
terdistribusi dengan benar (menurut ukuran pendapatan, kekayaan kelompok, dan
masyarakat) atau tidak.
b. Konsumsi
Konsumsi
adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu prosuk barang atau jasa
yang dihasilkan oleh para produsen. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan
kegiatan konsumsi disebut konsumen. Contoh konsumsi dalam kehidupan kita
sehari-hari seperti membeli jamu tolak angin di toko jamu, pergi ke dokter hewan
ketika iguana kita sakit keras, , main dingdong, dan sebagainya.
c. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau
menyebarkan produk barang atau jasa dari produsen kepada konsumen pemakai.
Perusahaan atau perseorangan yang menyalurkan barang disebut distributor.
Contoh distribusi seperti penyalur sembako, penyalur barang elektronik,
penyalur pembantu, biro iklan, dan lain-lain.
2.4 Jenis Analisis Ilmu Ekonomi
Walaupun berbagai masalah ekonomi sudah dihadapi
oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, analisa mengenai masalah-masalah
itu, dan cara-cara untuk mengatasinya, barulah mulai dilakukan dengan
sungguh-sungguh sejak permulaan abad ke-17. Masalah yang mula-mula menarik
perhatian orang adalah perkaitan diantara perdagangan luar negeri dengan
kekayaan dan tingkat kegiatan ekonomi sesuatu negara. Pemikir-pemikir ekonomi
dalam abad ke-17.yang dalam sejarah pemikiran ekonomi digolongkan sebagai
mazhab Merkantilis, menunjukkan bahwa perdagangan luar negeri merupakan
suatu kegiatan yang akan memperkaya dan mempertinggikan kegiatan ekonomi suatu
negara. Oleh karenanya ahli-ahli ekonomi merkantilis menyarankan kepada
pemerintah untuk berusaha mengembangkan ekspornya sehingga akan tetap selalu
melebihi impor dan juga selalu berusaha agar neraca pembayaran keadaannya tetap
menguntungkan. Dalam sejarah pemikiran ekonomi ahli-ahl ekonomi yang tergolong
dalam mazhab Merkantilis dipandang sebagai perintis dari analisa ekonomi
modern
Perkembangan yang lebih pesat dalam
pemikiran-pemikiran ekonomi baru bermula pada bagian kedua abad ke-18. Ilmu
ekonomi baru dipandang sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri setelah salah satu ahli ekonomi yang terbesar hingga masa kini, yaitu Adam
smith, menerbitkan bukunya yang berjudul : An Inquiry into the Nature
and Causes of the wealth of Nation. Dalam bukunya tersebut adam smith
mengemukakan perdagangan-perdagangan yang menjadi landasan bagi analisa-analisa
ekonomi yang dibuat hingga permulaan abad ke-20 ini. Dari analisa-analisa yang
dibuat oleh ahli-ahli ekonomi sesudah adam smith terwujudlah suatu rangkaian
teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi yang dinamakan mikroekonomi. Sejak
berlakunya kemrosotan ekonomi dunia dalam tahun 1923-32 timbul kritik ke atas
pandangan-pandangan yang melandasi teori mikroekonomi. Kritik ini diikuti pula
oleh perkembangan teori dasar lain dalam ilmu ekonomi, yaitu teori
makroekonomi. Berikut ini secara singkat dijelaskan perbedaan asas diantara
teori mikroekonomi dan teori makrekonomi.
A. Teori
Mikroekonomi
Teori mikroekonomi membahas tentang tiga masalah pokok
pertama dari enam masalah ekonomi pokok yang telah diterangkan sebelum ini. Teori
itu pertama-tama menjelaskan tentang proses penentuan tingkat harga dan jumlah
barang yang diperjual – belikan di pasar. Analisa tersebut dinamakan teori
harga. Analisa yang kedua menjelaskan dua
persoalan, yaitu : (i) cara produsen menentukan tingkat produksi yang
akan memberikan keuntungan maksimal kepadanya ; dan (ii) cara seorang produsen
memilih faktor- faktor produksi yang digunakannya sehingga penggunaan itu
meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Analisa tersebut dinamakan teori
produksi. Akhirnya analisa yang ketiga menjelaskan mengenai faktor-faktor
yang menentukan pendapatan masing-masing faktor produksi. Analisa tersebut
dinamakan teori distribusi.
Tiap analisa yang baru dinyatakan ini menjelaskan
tentang corak kegiatan dalam sebagian kecil sajadari keseluruhan kegiatan
ekonomi. Teori harga hanya menjelaskan bagaimana para pembeli dan penjual
bertindk dalam pasar dari sesuatu jenis barang. Selanjutnya teori
tersebut menjelaskan bagaimana tindakan-tindakan mereka menentukan jumlah
barang yang diperjual-belikan dan tingkat harga dari barang tersebut. Dalam
teori produksi juga dianalisa sebagian kecil daripada keseluruhan kegiatan
ekonomi. Teori itu hanya menunjukkan tentang cara seorang produsen sesuatu
jenis barang tertentu menentukan tingkat produksi yang memberikan keuntungan
yang paling maksimal kepadanya. Dalam teori distribusi diterangkan tentang
faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang
dibayar kepada modal yang digunakan, dan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh
pengusaha. Oleh karena sifat-sifat analisanya ini maka teori-teori tersebut
dinamakan teori mikroekonomi, yaitu teori-teori itu hanya menganalisa
aspek-aspek kecil tertentu saja dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
Ahli-ahli ekonomi abad ke-18 dan ke-19 (yang dalam
sejarah ekonomi digolongkan dalam mazhab klasik), yang mengembangkan
teori-teori yang terkandung dalam teori mikroekonomi, kurang menumpahkan
perhatian kepada analisa mengenai kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Keadaan
ini ditimbulkan oleh keyakinan bahwa
persaingan yang wujud dalam pasar bebas akan menjamin terciptanya efisiensi
yang sangat tinggi dalam berbagai kegiatan ekonomi yang berlaku dalam setiap
masyarakat. Maka, oleh karena setiap kegiatan ekonomi dapat mencapai tingkat
kegiatan yang maksimal keseluruhan kegiatan ekonomi akan selalu mencapai
tingkat yang tinggi. Selanjutnya ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab
klasik berkeyakinan pula bahwa dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan
permintaan keatas barang-barang yang diproduksi oleh para pengusaha. Keadaan ini
menyebabkan pengangguran yang serius dan berlangsung lama tidak akan pernah
wujud dalam sesuatu perekonomian.
Pandangan bahwa kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam pasar bebas akan menjamin
tercapainya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi merupakan suatu pandangan yang
dikembangkan oleh Adam smith. Pandangan ini kemudian dianut oleh kebanyakan
ahli-ahli ekonomi dalam satu setengah abad sesudahnya. Adam Smith berkeyakinan
bahwa pemerintah tidak perlu campur tangan di dalam mengendalikan
kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat. Efisiensi yang tinggi dalam
kegiatan ekonomi masyarakat akan tercapai apabila kegiatan-kegiatan tersebut
diatur oleh kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh keinginan setiap pelaku
dalam perekonomian untuk mencapai keuntungan atau kepuasan yang paling
maksimal. Menurut falsafah ini, apabila anggota masyarakat yang terlibat
sesuatu kegiatan ekonomi-sebagai pembeli, atau penjual, atau pemilik
factor-faktor produksi-diberi kebebasan untuk menjalankan kegiatan mereka
menuntut kehendak-kehendak mereka sendiri, maka kegiatan-kegiatan ekonomi akan
mencapai efisiensi yang optimal. Oleh sebab itu, untuk mencapai tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi dan efisien, pemerintah haruslah membatasi campur
tangannya di dalam kegiatan ekonomi.
Pandangan yang berkeyakinan bahwa kegiatan-kegiatan
dalam ekonomi harus sepenuhnya diatur oleh kekuatan-kekuatan yang wujud dalam
pasar dinamakan falsafah pasar bebas atau laissez-faire. Falsafah pasar bebas
ini merupakan falsafah yang menjadi landasan dari teori mikroekonomi.
B.
Teori
Makroekonomi
Semenjak berlakunya kemerosotan perekonomian dunia
yang sangat buruk dalam tahun 1929-1932, tingkat campur tangan pemerintah dalam
kegiatan ekonomi telah menjadi bertambah besar. Terjadinya perubahan ini
bersumber dari bertambah meluasnya kesadaran bahwa ekonomi diatur oleh pasar
bebas tidak selalu menjamin terwujudnya penggunaan factor-faktor produksi
secara efisien. Kemerosotan perekonomian yang sangat buruk tersebut menimbulkan
kesadaran bahwa tanpa adanya campur tangan pemerintah perekonomian tidak akan
selalu berjalan dengan efisien dan pengangguran akan selalu berlaku.
Perkembangan teori makroekonomi bermula dari
kesadaran ini. Teori makronomi terutama dilandaskan kepada pemikiran john
maynard Keynes, General theory of employment, interestand money. Buku ini
menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan ahli-ahli ekonomi sebelumnya, yaitu
ahli-ahli ekonomi klasik, yang melandaskan analisa mereka kepada keyakinan
bahwa mekanisme pasar akan menciptakan kegiatan ekonomi yang efisien dan
tingkat penggunaan factor-faktor produksi yang tinggi. Disamping itu, yang
lebih penting lagi, buku itu mengemukakan teori tentang factor-faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai suatu negara.
Teori makroekonomi menganalisa keadaan keseluruhan
dari kegiatan sesuatu perekonomian, dan bukan bagian-bagian kecil daripadanya. Teori
tersebut tidak membuat analisa tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
seorang produsen,s eorang konsumen atau seorang pemilik factor produksi. Analisa
makroekonomi dititik beratkan kepada membahas akibat dari keseluruhan tindakan
para konsumen, para pengusaha, pemerintah dan kegiatan perdagangan luar negeri
kepada tingkat kegiatan keseluruhan perekonomian. Didalam analisa makroekonomi
ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh keseluruhan
pengeluaran yang dilakukan dalam masyarakat.
Salah satu aspek penting dalam pandangan pokok dalam
analisa makroekonomi adalah pendapat yang menyatakan bahwa tanpa adanya campur
tangan pemerintah tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai dalam masyarakat
biasanya tidaka pada taraf penggunaan tenaga penuh. Di dalam hal ini teori
makroekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menunjukkan (i) sebabnya
factor-faktor produksi tidak digunakan secara sepenuhnya di dalam perekonomian
yang diatur oleh mekanisme pasar, dan (ii) langkah-langkah bagaimana yang harus
dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran. Di samping
analisa ini, teori makroekonomi menganalisa pula dua persoalan berikut (i) faktor-faktor
apakah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan cara untuk
mengatasi masalah itu, dan (ii) keadaan yang bagaimanakah yang harus diciptakan
agar factor-faktor produksi yang bertambah dari tahun ke tahun dapat digunakan
secara efisien. Dengan demikian pada hakikatnya teori makroekonomi membahas
tentang tiga masalah pokok yang terakhir dari enam masalah pokok yang dihadapi
oleh setiap perekonomian.
2.5 Asumsi yang sering digunakan dalam
Teori Ekonomi
Membuat
permisalan merupakan salah satu syarat penting dalam membuat teori dalam
hubungan sosial. Tanpa adanya permisalan (asumsi) tersebut sukar sekali untuk
menjelaskan sifat-sifat hubungan diantara berbagai variabel karena kegiatan
ekonomi dan kehidupan perekonomian sangat kompleks. Sebab suatu peristiwa
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan menerangkan bagaimana faktor-faktor
tersebut menyebabkan suatu peristiwa tersebut menjadi rumit. Oleh karena itu,
kondisi tersebut perlu dilakukan penyederhanaan, yaitu dengan membuat
asumsi-asumsi. Berbagai asumsi yang sering digunakan dalam teori ekonomi, yaitu
:
1.
Asumsi
Rasionalitas.
Asumsi ini berlaku
untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional
biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man. Penggunaan asumsi ini
pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga
senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa
dengan sebutan utility maximization assumption. Sebaliknya dalam teori rumah
tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah
tangga perusahaan senantiasa berusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit maximization assumption.
Contoh : Dalam pembelian deterjen merk A
dengan berbagai pilihan berat yang berbeda, misalnya 75 gram dengan harga 500
serta 150 gram dengan harga 900. Secara rasional, pembeli akan lebih cenderung
memilih deterjen dengan berat 150 gram, karena dianggap lebih hemat.
2.
Asumsi
Ceteris Paribus.
Sebutan lain
untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap
sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi mi ialah
bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit
dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan
berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Contoh : Permintaan sebuah pakaian dipengaruhi oleh
harga, mode, pendapatan, cuaca, warna, dan faktor lainnya. Mengacu pada teori
permintaan, maka permintaan akan pakaian dipengaruhi oleh harga. Jika harga
naik maka permintaan akan turun, dan juga sebaliknya dengan asumsi ceteris
paribus. Namun analisis akan berbeda jika kenaikan harga tersebut diikuti pula
dengan kenaikan pendapatan, maka kemungkinan yang terjadi orang tidak akan
mengubah permintaan.
3.
Asumsi
Penyederhanaan.
Meskipun
abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, agar supaya
permasalahannya lebih mudah dianalisa dan dipahami, terkadang kita perlu
menyederhanakan persoalan lebih lanjut. Misalnya saja menurut kenyataan jumlah
macam barang dan jasa yang dihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung
banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan penggunaan analisa indiferen
untuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam barang yang bisa termuat dalam
grafik paling banyak hanya dua. Hal ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa
konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.
Contoh : Air
mineral saat ini yang ada di pasaran sangat bervariasi, seperti Aqua, Club,
Flow, Total, Cleo, Sam, Aries, O2, dll. Namun, jika dihadapkan pada semua merek
ini,
0 komentar:
Posting Komentar