2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian
Want (Keinginan)
Dalam ekonomi, sebuah keinginan adalah sesuatu yang
diinginkan. Dikatakan bahwa setiap orang memiliki kemauan yang tidak terbatas,
tetapi sumber daya yang ada terbatas. Jadi, orang tidak dapat memiliki segala
sesuatu yang mereka inginkan dan harus mencari alternatif yang paling
terjangkau. Keinginan sering dibedakan dari kebutuhan. Gagasan keinginan dapat diperiksa dari berbagai
perspektif. Dalam masyarakat sekuler mungkin keinginan dianggap sama dengan
keinginan emosi, yang dapat dipelajari secara ilmiah melalui disiplin ilmu psikologi
atau sosiologi. Keinginan mungkin juga akan dikaji di bidang ekonomi sebagai bahan yang
diperlukan dalam mempertahankan dan mengabadikan masyarakat kapitalis yang
diorganisir di seputar prinsip-prinsip seperti konsumerisme. Atau keinginan
dapat dipelajari dengan cara yang non-sekuler, spiritual, moral atau agama,
tidak hanya oleh Buddhisme tetapi juga Kristen, Islam dan Yudaisme.
Keinginan
adalah sesuatu yang anda tidak benar-benar membutuhkan, tapi jika Anda memilikinya, bisa membuat hidup Anda sedikit lebih baik. Kadang-kadang, keperluan dibesar-besarkan, seperti dalam kasus ini: seseorang berkata bahwa mereka butuh permen gembira peternak, mereka tidak benar-benar membutuhkannya, mereka hanya benar-benar menginginkannya.
Jika kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup (seperti makanan dan tempat tinggal), sedangkan keinginan
hanyalah sesuatu yang orang ingin miliki. Beberapa ekonom telah menolak
perbedaan ini dan mempertahankan bahwa semua ini hanya keinginan, dengan
berbagai tingkat kepentingan. Dengan sudut pandang ini, keinginan dan kebutuhan
dapat dipahami sebagai contoh dari konsep keseluruhan permintaan.
2.1.2 Pengertian
Need (Kebutuhan)
Kebutuhan adalah sesuatu yang
diperlukan bagi organisme
hidup sehat. Kebutuhan
dibedakan dari keinginan
karena kekurangan akan menyebabkan hasil
negatif yang jelas, seperti disfungsi atau kematian.
Kebutuhan adalah sesuatu yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup seperti makanan, air atau tempat
berteduh.
Kebutuhan bisa obyektif dan
fisik, seperti makanan,
atau mereka bisa
subjektif dan psikologis,
seperti kebutuhan untuk harga diri. Pada
tingkat masyarakat, kebutuhan kadang-kadang kontroversial. Memahami kebutuhan dan keinginan merupakan isu di
bidang politik, ilmu
sosial, dan filsafat.
Doyal dan Gough mengemukakan kesebelas kategori
"kebutuhan intermediate"
yang menentukan bagaimana kebutuhan untuk kesehatan fisik dan otonomi pribadi
terpenuhi:
1.
Memadai nutrisi makanan
dan air
2.
Pelindung yang memadai
perumahan
3.
Lingkungan yang aman
untuk bekerja
4.
Sebuah pasokan pakaian
5.
Sebuah lingkungan fisik yang aman
6.
Tepat perawatan
kesehatan
7.
Keamanan di masa kanak-kanak,
8.
Signifikan utama hubungan dengan orang lain
9.
Keamanan fisik
10. Ekonomi
11. Keamanan
12. Aman KB dan melahirkan anak
13.
Tepat pendidikan dasar dan lintas-budaya.
1.1.2.1 Macam-Macam Kebutuhan
a. Kebutuhan
menurut intensitasnya (dipandang dari urgensinya, atau mendesak tidaknya suatu
kebutuhan) atau berdasarkan tingkat kepentingan / prioritas:
1. Kebutuhan
Primer: kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup, seperti
kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal,dsb.
2. Kebutuhan
Sekunder: kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan ini timbul
bersamaan meningkatnya peradaban manusia seperti pendidikan, tamasya, olah
raga, dll.
3. Kebutuhan
Tersier: kebutuhan ini ditujukan untuk kesenangan manusia, seperti kebutuhan
akan perhiasan, mobil mewah, rumah mewah, dsb.
Dewasa ini banyak barang yang semula dipandang mewah,
sekarang telah digolongkan menjadi kebutuhan sekunder, seperti: pesawat TV,
telepon, dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah
digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak
dan penting bagi kehidupan manusia.
b. Kebutuhan
menurut sifat atau dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani:
1. Kebutuhan
jasmani, contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.
2. Kebutuhan
rohani, contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dsb.
c. Kebutuhan menurut waktu:
1. Kebutuhan
sekarang: kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti makan di saat
lapar, atau obat-obatan pada saat sakit.
2. Kebutuhan
masa depan: pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu yang akan
datang, misalnya tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dsb.
d. Kebutuhan
menurut wujud:
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan material, yaitu
kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan dilihat. Misalnya: buku,
sepeda, radio, dsb.
e. Kebutuhan
menurut subyek atau pihak-pihak yang membutuhkan:
1. Kebutuhan
individu: kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang membutuhkan,
misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru.
2. Kebutuhan
masyarakat (kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama): alat pemuas kebutuhan
yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman,
dsb.
2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebutuhan
a. Keadaan
Alam
Mengakibatkan perbedaan kebutuhan. Orang yang tinggal
di daerah kutub yang luar biasa dingin membutuhkan pakaian tebal untuk menahan
hawa dingin yang serasa menggigit tulang. Sedangkan kita yang tinggal di daerah
tropis cukup memakai pakaian tipis. Tampaknya keadaan alam mendorong manusia
membutuhkan barang-barang yang sesuai dengan kondisi alam di tempat yang
bersangkutan. Kebutuhan orang yang tinggal di daerah pegunungan dengan
kebutuhan orang yang tinggal di daerah pantai juga berbeda.
b. Peradaban
Peradaban juga berpengaruh terhadap kebutuhan. Makin
tinggi peradaban, makin tinggi pula kualitas barang yang dibutuhkan. Misalnya
kebutuhan masyarakat primitif lebih menekankan kebutuhan primer, kebutuhan itu
pun dipenuhi secara sederhana. Untuk makanan misalnya, mereka hanya tinggal
memungut dari hutan atau sekitar tempat tinggalnya.
c. Adat Istiadat
Dan tradisi masyarakat berpengaruh terhadap kebutuhan
masyarakat. Misalnya tradisi upacara perkawinan, tradisi mudik lebaran, dsb.
Untuk kegiatan itu tentunya juga akan berpengaruh terhadap aneka ragam
kebutuhan.
2.1.3 Pengertian
Demand
Dalam ekonomi, permintaan adalah keinginan untuk
memiliki sesuatu, kemampuan untuk membayar untuk itu, dan kemauan untuk
membayar. Istilah Permintaan menandakan kemampuan atau keinginan untuk membeli
komoditi tertentu pada suatu titik waktu tertentu.
Pada prinsipnya, setiap konsumen memiliki permintaan
untuk setiap produk yang akan dipertimbangkan untuk dibeli, dan permintaan
konsumen sama dengan utilitas marjinal (manfaat). Ketika permintaan dari semua
konsumen ditambahkan hasilnya adalah permintaan pasar untuk produk tersebut.
Jika tidak ada eksternalitas, permintaan pasar juga sama dengan utilitas sosial
(manfaat).
Permintaan
adalah satu aspek terpenting ekonomi manajerial, karena perusahaan tidak akan
ada dan berkembang jika permintaan yang cukup akan hasil produksinya tidak ada
atau tidak dapat diciptakan. Dengan kata lain, perusahaan dapat memiliki teknik
produksi yang paling efisien dan manajemen yang sangat efektif, tetapi tanpa
adanya permintaan yang dapat menutup, paling tidak semua biaya produksi dan
biaya penjualan jangka panjang, perusahaan tersebut tidak akan dapat bertahan
hidup.
2.1.3.1
Perbedaan antara “permintaan” dan “kuantitas
yang diminta”
Menurut
para ekonom, Permintaan adalah suatu kurva atau skedul. Sedangkan kuantitas
yang diminta adalah suatu kuantitas yang diminta pada suatu tingkat harga.
Perubahan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergeser secara keseluruhan
karena perubahan salah satu atau lebih variabel yang dianggap konstan.
Sedangkan perubahan kuantitas yang diminta adalah suatu pergerakan sepanjang
kurva permintaan karena perubahan harga. Jika harga berubah maka kuantitas yang
dibeli konsumen pun berubah. Misalkan jika harga berubah dari Rp 1.000,00
menjadi Rp 500,00, kuantitas yang diminta berubah dari 50 unit menjadi 75 unit.
2.1.3.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi demand
a. Rata-rata pendapatan konsumen
Tingkat pendapatan
per kapita dapat menceminkan daya beli. Apabila pendapatan naik, setiap orang
akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga
barang tidak berubah.
b. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung
dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada
bulan puasa (ramadhan) permintaan blewah, timun suri, cincau, sirup, es batu,
kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Misalnya juga,
permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang
menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik
ketika harga parkir/bensin sangat mahal.
c. Selera atau kebiasaan
Berbagai perbedaan
sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin
laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging
kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah
binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan
psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan
lain sebagainya.
d. Harga dan ketersediaan produk-produk yang
berkaitan
Harga lain yang saling berkaitan dapat mempengaruhi permintaan akan
suatu barang. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi
(pengganti) dan komplementer (pelengkap). Suatu barang menjadi substitusi
barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua syarat,yaitu
memiliki fungsi yang sama dan atau memiliki kandungan yang sama.
Misalnya, barang substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan,
atau tempe. Jika harga substitusi daging sapi meningkat,dan harga daging sapi
menjadi lebih murah, maka permintaan daging sapi meningkat. Sedangkan kalau
harga komplementer daging sapi turun misalanya beras, permintaan terhadap beras
meningkat, sehingga permintaan daging sapi mungkin meningkat pula. Bila dua
macam idak mempunyai hubungan dekat (keterkaitan), maka perubahan harga satu
barang tidak mempengaruhi permintaan akan barang satunya lagi.
e. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu
barang semakin murah, maka permintaan tehadap barang itu bertambah, begitu juga
sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan.
f.
Ukuran
pasar / Jumlah penduduk.
Kota yang
populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak dari pada kota yang
populasinya kecil. Misalnya, bers sebgai makan pokok masyarakat Indonesia, maka
permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk.
g. Perkiraan harga di masa depan.
Barang yang
harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika
harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
h. Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan
per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan
buruk. Jika distribudi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,
sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
i.
Usaha-usaha
produsen meningkatkan penjualan
Dalam perkonomian
usaha peran penjual untuk mempengaruhi daya beli masyarakat sangat penting.
Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal produk baru atau menimbulkan
permintaan terhadap barang tersebut. Selain itu, iklan juga bias mengingantkan
masyarakat tentang produk-produk yang sebelumnya sudah pernah beredar dan dapat
menarik minat masyarakat untuk membeli. Usaha lainnya seperti, pemberian hadiah
kepada pembeli apabila membeli barang atau iklan pemberian potongan harga,
sering mendorong orang untuk membeli lebih banyak daripada biasanya.
Sangat sukar untuk
secara sekaligus menganalisa pengaruh berbagai faktor tersebut untuk permintaan
suatu barang. Maka ahli ekonom membuatnya lebih sederhana, bahwa permintaan
suatu barang terutama dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri. Di dalam
analisa tersebut dimisalkan faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan (ceteris paribus). Tetapi dengan
permisalan ini tidak lantas mengabaikan faktor yang dianggap tetap tersebut.
Setelah menganalisa keterkaitan diantara jumlah permintaan dengan tingkat
harga, selanjutnya boleh memisalkan bahwa harga adalah tetap dan kemudian
menganalisa bagaimana permintaan barang akan dipengaruhi berbagai faktor
lainnya. Dengan cara ini dapatlah diketahui bagaimana permintaan terhadap suatu
barang akan berubah bila selera atau pendapatan atau harga barang lain
mengalami perubahan.
2.2
Perbedaan Kebutuhan dan
Keinginan
Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk
menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan.
a. Perbedaan Ditinjau Dari Segi
Kesejahteraan
1. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia
sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan
tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau
kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus
ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang
sejahtera.
2. Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas
kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih
puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya
tidak berkurang.
b. Dilihat Dari Segi Fungsinya
1. Makan adalah kebutuhan yang tidak terelakan. Makanan
memiliki fungsi utama sebagai sumber energi untuk tubuh. Sedangkan memberikan
rasa enak adalah fungsi tambahan dari makanan. Maka makanan enak adalah
keinginan, bukan kebutuhan. Tapi bukan berarti tidak boleh makan makanan yang
enak-enak.
2. Berpakaian adalah kebutuhan kita agar terlindung dari
cuaca. Pakaian juga berfungsi untuk menjaga aurat yang musti kita jaga. Pakaian
bermerk dan mahal bukan lagi kebutuhan, tapi keinginan saja.
3. Rumah juga kebutuhan, tempat kita tinggal dan
bernaung. Agar rumah bisa berfungsi dengan baik, rumah juga ditunjang dengan
berbagai perlengkapan rumah tangga utama seperti panci, piring, sendok, wajan,
tempat tidur dan perabotan lainnya. Setiap alat dan perabotan itu memiliki fungsinya
masing-masing. Selama itu digunakan sesuai dengan fungsinya, itu adalah
kebutuhan. Tapi kalau sudah digunakan untuk “pamer”, sekedar menunjukkan kepada
tetangga bahwa kita pun mampu membeli seperti mereka, itu bukan lagi kebutuhan,
itu hanya keinginan.
4. Standar kebutuhan dan keinginan berdasarkan kondisi
lingkungan, aktivitas harian, tuntutan pekerjaan/profesi dan sebagainya. Bagi sebagian orang, motor sudah merupakan
kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya yang banyak di luar rumah dan
sering bepergian, maka motor adalah alat transportasi yang menjadi kebutuhan. Tapi
seringkali kita punya keinginan untuk menambah berbagai macam aksesories motor,
bukan untuk menambah kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi hanya sekedar
mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan kebutuhan, itu cuma
keinginan saja.
2.3
Pengukuran
2.3.1
Pengukuran Demand
Pengukuran permintaan adalah usaha untuk
mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk di masa yang
lalu dan di masa yng sekarang dalm kendala satu asset kondisi tertentu.
2.3.1.1
Cara Pengukuran Demand
Untuk mengetahui seberapa
besar demand yang didapatkan dari need
dan want. Ada beberapa cara mengukur demand:
1.
Observasi:
Kita datang atau melihat secara langsung ke lokasi yang kita tuju apakah need dan want yang telah direncanakan oleh seseorang benar-benar
dijalankan/didapatkan.
2.
Survey:
Kita menanyakan langsung kepada pihak yang kita targetkan dalam kegiatan need dan want. Karena kita tidak bisa mereka-mereka apa yang telah terjadi
tanpa mengetahui secara langsung dari pihak yang di targetkan.
3.
Target
penjualan: Mendatangi langsung ke suatu institusi yang berkaitan guna
mendapatkan suatu jawaban yang real dari target yang kita inginkan. Contohnya,
mengukur demand dari teh botol sosro
di kantin A, dengan mendatangi perusahaan teh botol tersebut untuk mengetahui
ada berapa penjualan yang terjual di kantin A.
2.3.2
Peramalan Demand
Peramalan permintaan merupakan usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang
dalam kendala satu kondisi tertentu.
Hasil maksimal dari suatu kegiatan peramalan adalah adalah melakukan
minimalisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
2.3.2.1
Macam Pendekatan
Peramalan
a. Survei konsumen dan penelitian observasi
Survei konsumen (consumer surveys) melibatkan sejumlah sampel konsumen tentang
bagaimana mereka akan beraksi terhadap perubahan tertentu dalam harga suatu
komoditas, pendapatan, harga komoditas yang berhubungan, pengeluaran iklan,
insentif kredit dan determinan yang lainnya. Survei ini dapat dilakukan dengan
mencegah dan menanyai orang-orang pada suatu pusat perbelanjaan atau dengan
menyusun daftar pertanyaan (kuisioner) yang canggih untuk dibagikan kepada
sampel konsumen tertentu oleh para penanya (interviewer) yang terlatih.Teorinya,
kuesioner konsumen dapat menyediakan informasi yang sangat berguna bagi
perusahaan.
Kekurangannya:
1. Dalam kenyataan, banyak yang mengalami bias
karena konsumen tidak mau atau tidak bisa memberikan jawaban yang akurat.
2. Kadang konsumen memberikan jawaban yang
menurut mereka lebih dapat diterima daripada mengemukakan preferensi mereka
yang sesungguhnya.
3. Survei konsumen juga bisa mejadi sangat
mahal, tergantung dari ukuran sampel yang dipilih dan kelengkapan analisisnya.
Kelebihan :
Berguna
untuk mendeteksi kepedulian konsumen
tentang iklan dari perusahaan
b. Klinik konsumen
Pendekatan lain terhadap estimasi permintaan
adalah klinik konsumen (consumer clinic).
Klinik konsumen merupakan eksperimen laboratorium dimana sejumlah partisipan
diberikan sejumlah uang tertentu dan diminta untuk membelanjakan pada suatu
toko simulasi dan melihat bagaimana mereka memberikan reaksi terhadap perubahan
harga komoditas, pengemasan produk, pemajangan, harga produk pesaing dan faktor
lainnya yang mempengaruhi permintaan.
Kelebihan :
1. Partisipan dalam eksperimen ini dapat
dipilih sedekat mungkin yang mewakili karakteristik sosialekonomi dari pasar
yang dituju.
2. Partisipan mempunyai insentif dalam
membeli komoditas yang mereka inginkan karena biasaya mereka diizinkan untuk
tetap membeli barang tersebut.
3. Lebih realitis daripada survey konsumen.
4. Mempunyai kemampuan untuk mengontrol
lingkungan sehingga klinik konsumen menghindari kekurangan dari eksperimen
pasar yang dapat merusak kejadian yang sesungguhnya.
5. Dapat menghasilkan informasi yang berguna
tentang permintaan terhadap produk perusahaan, terutama jika klinik konsumen
dilengkapi dengan survey konsumen.
Kekurangan :
1. Hasilnya dipertanyakan, karena partisipan
tahu bahwa mereka dalam situasi yang dibuat dan sedang dalam observasi. Maka
ada kemungkinan mereka tidak bertindak secara normal. Contoh : dengan menduga
si peneliti akan tertarik dengan reaksi mereka tentang perubahan harga, para
partisipan kemudian menunjukkan lebih
sensitif terhadap perubahan harga daripada kehidupan sehari-hari.
2. Sampel dari partisipan harus lebih kecil
karena biaya yang besar dalam eksperimen ini. Mengestimasi suatu bentuk
perilaku pasar berdasar dari hasil eksperimen yang didasari oleh sampel yang
kecil dapat sangat berbahaya.
c. Eksperimen pasar
Eksperimen pasar (market
eksperiments) diadakan dalam pasar yang sesungguhnya. Ada beberapa cara
untuk melakukan eksperimen ini, salah satunya dengan memilih beberapa pasar
dengan karakteristik sosio ekonomi yang mirip dan mengubah harga komoditas di
dalam beberapa toko atau pasar, mengubah bungkus di pasar atau toko yang lain,
kemudian merekam respon pembelian yang dilakukan oleh konsumen di beberapa
pasar tersebut.
Kelebihan :
1. Dapat dilakukan dalam skala besar untuk
lebih meyakinkan mengenai keabsahan dari hasilnya dan konsumen tidak sadar
bahwa mereka bagian dari eksperimen tersebut.
2. Dapat memonitor eklsperimen ini dan
mengambil keuntungan informasi yang bermanfaat yang tidak ingin dibuka oleh
perusahaan.
3. Berguna bagi perusahaan dalam menentukan
strategi penentuan harganya yang terbaik dan menguji beberapa jenis bungkus
yang berbeda, kampanye promosi, dan kualitas produk.
4. Berguna dalam proses pengenalan produk
dimana tidak ada data lainnya yang tersedia.
5. Bermanfaat dalam menguji hasil dari teknik
statistik yang lainnya yang digunakan untuk mengestimasi permintaan dan dalam
menyediakan beberapa data yang diperlukan untuk teknik statistik yang lainnya
dari estimasi permintaan.
Kekurangan :
1. Gambaran terhadap seluruh pasar dan untuk
jangka waktu yang panjang patut dipertanyakan karena untuk menjaga biaya tetap
rendah sehingga eksperimen dilakukan pada skala yang terbatas dan dalam jangka
waktu yang relatif singkat.
2. Bias dalam eksperimen yang tidak
terkontrol, karena kejadian diluar dugaan, seperti mogok, cuaca yang buruk, dll.
3. Perusahaan dapat secara permanen
kehilangan pelanggan karena proses peningkatan harganya selama eksperimen berlangsung
dengan harga yang relatif tinggi.
2.3.2.2
Kendala Pemilihan Tekhnik peramalan
Kendala-kendala yang dihadapi
antara lain:
1. Waktu yang hendak diliput
Yakni rentangan waktu masa ynag akan
datang dan jangkauan peramalan.
2. Tingkah laku data
Yakni meliputi jumlah , ketepatan, dan
tingkah laku data di masa yang lalu yang tersedia.
3. Tipe model
Yakni apakah model yang digunakan merupakan
model time series, kausalitas atau yang lainnya.
4. Biaya yang tersedia
Yakni biaya yang tersedia untuk penyusunan
studi kelayakan proyek.
5. Tingkat ketepatan yang diinginkan
Yakni ketelitian dan kecermatan peramalan
yang diinginkan.
6. Kemudahan penerpan
Yakni kemudahan , manajemen, data dan
biaya.
2.4 Fungsi Permintaan
Fungsi
permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan,maka kita dapat
mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Penjelasan
di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan
hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mmepengaruhi permintaan.
Dx adalah variable tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya ditentukan oleh
variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan Persamaan 1.1.
variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variables), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya
nilai variabel lain.
Tanda positif (+) dan
negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terahadap permintaan
akan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda
negatif menunjukkan hubungan terbalik. Misalnya, pertambahan jumlah penduduk
akan meningkatkan permintaan akan barang X. sementara jika harga X naik,
permintaan barang X turun.
Dalam analisis ekonomi
tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan adalah yang
pengaruhnya besar dan langsung. Dalam
hal ini variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah
harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan juga pendapatan.
Persamaan (1.1) dapat disusun
dengan lebih sederhana menjadi persamaan (1.2).
Persamaan-persamaan di atas menjelaskan hubungan
antarvariabel dengan asumsi barang normal. Di luar asumsi itu akan terjadi
penyimpangan pola hubungan. Dalam kasus barang inferior
jika
pendapatan naik maka permintaan terhadap barang tersebut menurun. Selain barang inferior, kita juga
mengenal barang Giffen. Barang Giffen adalah juga barang inferior, namun barang
inferior belum tentu barang Giffen.
Misalnya, seseorang yang bekerja di Jakarta
sedangkan keluarganya tinggal di Bandung,ia akan pulang pada weekend.
Dengan pendapatan Rp 800 ribu per bulan, ia selalu menggunakan bus
antarkota bila pulang ke Bandung. Jika penghasilannya naik menjadi Rp 1,5 juta
per bulan, ia tidak lantas akan sering pulang melainkan tetap pulang seminggu
sekali, tetapi ia kadang-kadang naik kereta api Parahyangan. Kita katakan bahwa
bagi orang tadi bus adalah bang inferior dan kereta Parahyangan adalah barang
normal. Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa kereta api
menjadi barang inferior, karena kadang-kadang ia akan naik mobil pribadi. Jadi
barang inferior tidak berlaku bagi semua orang, melainkan hanya berlaku bagi
suatu kelompok masyarakat berpenghasilan tertentu saja. Apabila bagi semua
orang suatu barang dianggap barang inferior, maka barang tersebut merupakan
barang Giffen. Contohnya adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia,
ada kecenderungan bahwa kalau penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap
beras akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya.
2.5 Hukum
Permintaan
Hukum permintaan berbunyi: “ Bila harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan
turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaannya akan naik
dengan asumsi ceteris paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan selain
harga dianggap konstan). “
Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta
akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang
akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
a. naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli
konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan.
b. naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen
mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
Menurut Melvin dan Boyes (2010), elemen-elemen dari
Hukum Permintaan didefinisikan sebagai:
1.
Kuantitas baik pasti
barang atau jasa
Permintaan hubungan antara dua, harga variabel dan
kuantitas yang diminta, dengan semua faktor lain yang dapat mempengaruhi
permintaan yang tetap konstan. Tujuan dari frase ini adalah untuk memastikan
bahwa kita meneliti hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta untuk
barang yang sama. Jika kita tertarik untuk permintaan tertentu yang baik tidak
ada alasan untuk membandingkan hubungan antara harga barang dan perubahan
kuantitas yang diminta dari barang yang berbeda. Barang didefinisikan dengan
baik jika mereka berbagi karakteristik yang sama - merek, model, usia, kualitas
dan kinerja untuk beberapa nama. Misalnya Cadillac CTS-V adalah mobil performa tinggi
yang diproduksi oleh General Motors. Fitur mendefinisikan mobil aa nya mesin
supercharged 6.2 liter OHV L V-8. Mesin menghasilkan 556 tenaga kuda dan 551
£ • ft torsi. Memungkinkan untuk pergi dari nol
sampai 60 dalam 3,9 detik. Biaya mobil sekitar 65,000.00. Jika kita tertarik
pada permintaan untuk CTS-V kita perlu membandingkan harga CTS-V untuk
kuantitas yang diminta untuk CTS-V dan bukan festiva Ford.
2.
Orang-orang mau dan mampu
membeli.
Bersedia dan mampu untuk berpartisipasi di pasar
konsumen tidak hanya harus bersedia untuk membeli yang baik dia harus mampu
membeli juga. Sebagai contoh, John mungkin ingin membeli Cadillac CTS. Namun kecuali dia memiliki uang tunai atau kredit
untuk sempurna membeli keinginan yang belum direalisasinya tidak relevan.
3.
Selama periode waktu tertentu.
Periode waktu tertentu, permintaan mengukur tingkat
di mana barang yang dibeli selama periode waktu tertentu. Misalnya untuk
mengatakan bahwa empat ribu unit dijual dengan harga 65.000 tidak mengatakan
kepada kita tingkat permintaan kecuali kita menentukan jangka waktu per hari
per minggu per bulan.
4.
Menurun / meningkat
seiring dengan harga yang naik barang atau jasa / jatuh
Ini bagian dari definisi menetapkan bahwa harga dan
kuantitas yang diminta memiliki hubungan negatif atau terbalik sepanjang kurva
permintaan.
5.
Semua faktor-faktor lain
tetap konstan
Ada faktor-faktor tak terhitung lain
dari harga daripada yang bisa mempengaruhi tingkat permintaan. Beberapa yang
lebih penting adalah pendapatan, harga barang terkait, jumlah pembeli, harapan
dan selera dan preferensi. Untuk fokus pada hubungan sebab dan akibat antara
harga sendiri baik dan kuantitas yang baik menuntut semua faktor-faktor
lain harus tetap konstan. Untuk memegang alat konstanta variabel untuk
membekukan nilai dan tidak memungkinkan untuk berubah.
2.5.1
Pengecualian Hukum Permintaan Pasar
Adakalanya hukum
permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan
terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di
mana hukum permintaan tidak berlaku:
1. Barang yang memiliki unsur spekulasi
Misalnya
saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan
orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, karena ada unsur
spekulasi. Mereka mengharapkan harga naik lagi pada saat harga barang itu naik,
dengan demikian mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan.
2. Barang Prestise
Barang-barang
yang dapat menambah prestise
seseorang yang memilikinya umumnya berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut
naik harganya, boleh jadi menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut
meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik. Contohnya
adalah mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal
dunia), atau barang-barang yang antik.
3. Barang Giffen
Untuk
barang Giffen (Giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang
diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negatif dari
barang Giffen lebih besar daripada
naiknya jumlah barang yang diminta karena dari berlakunya efek substisusi yang
selalu positif. Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata (real income) konsumen bertambah. Untuk
kasus barang Giffen, kenaikan pendapatan nyata konsumen jusstru mengakibatkan
permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang.
2.6
Kurva Permintaan
2.6.1
Pengertian Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan
kuantitas yang diminta, jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Permintaan ber-slope
negatif terhadap harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik
permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.
Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga
naik karena dua alasan dasar :
1. Efek substitusi.
Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan
konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga
telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi
adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).
2. Efek pendapatan.
Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen
tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.
Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut
kurva permintaan menjadi miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva
permintaan dikatakan mempunyai kemiringan negatif, karena variabel-variabel
yang bekerja dalam permintaan bekerjanya berlawanan arah. Kurva permintaan
tidak mungkin menyentuh sumbu P karena berapapun harganya pasti ada konsumen
yang bersedia untuk membeli barang yang dihasilkan.
2.6.2
Kurva permintaan merupakan suatu “potret”
Kurva permintaan melukiskan suatu hubungan
antara harga kualitas pada suatu waktu yang singkat. Kurva-kurva tersebut tidak
menunjukkan hubungan harga kuantitas suatu barang dalam beberapa periode waktu.
Dalam jangka waktu yang panjang variabel-variabel yang dianggap kostan tersebut
pasti akan berubah dan menggeser kurva permintaan.
2.6.3
Bentuk Kurva Permintaan
Hukum permintaan yang telah dipelajari di atas dapat digambarkan
menggunakan suatu grafik yang disebut kurva permintaan. Perhatikan kembali
daftar permintaan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1
|
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik
seperti gambar di bawah. Bentuk kurva permintaan di bawah memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari kiri atas
ke kanan bawah. Artinya apabila harga jeruk turun, jumlah barang yang diminta
bertambah atau sebaliknya (ceteris
paribus). Perlu disadari, bahwa ketika menganalisis permintaan, terdapat
dua istilah yang berbeda, yaitu permintaan dan jumlah barang yang bersedia
diminta.
Menurut para ahli ekonomi, permintaan adalah
keseluruhan dari kurva permintaan atau keseluruhan dari titik yang ada pada
kurva (A + B + C + D + E + F + G). Dengan demikian permintaan menggambarkan
keadaan keseluruhan daripada hubungan antara harga dan jumlah permintaan.
Adapun jumlah barang yang bersedia diminta adalah banyaknya permintaan pada
suatu tingkat harga tertentu. Misalnya titik A, menggambarkan bahwa pada harga
Rp 4.500,00 jumlah yang diminta adalah 140 kg. Dengan demikian, setiap titik
yang ada pada kurva menggambarkan jumlah barang yang diminta.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa kurva
permintaan akan selalu seperti di bahwah ini:
Kurva 2
|
2.6.4
Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan
menunjukkan adanya perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
selain harga. Pergeseran kurva permintaan ditunjukkan dengan bergeraknya kurva
ke kanan atau ke kiri. Kembali pada contoh di depan mengenai permintaan Desi
terhadap jeruk. Pada contoh di depan menunjukkan bahwa berubahnya jumlah jeruk
yang diminta Desi akibat dari perubahan harga jeruk itu sendiri. Apabila
pendapatan Desi mengalami peningkatan, maka jumlah jeruk yang diminta pun juga
akan meningkat. Namun ketika pendapatan Desi mengalami penurunan maka jumlah
jeruk yang diminta akan turun. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 2 dan
bentuk kurva berikut ini.
Apabila dari tabel di atas diubah dalam
bentuk grafik, maka akan tampak seperti di bawah ini.
Perhatikan kurva
permintaan di atas. Kurva permintaan mengalami pergeseran ke kanan dari D ke D1
dan bergeser ke kiri dari D ke D2. Pergeseran ke kanan dari kurva
permintaan menunjukkan pertambahan jumlah permintaan karena adanya peningkatan
pendapatan. Sedangkan kurva bergeser ke kiri menunjukkan penurunan jumlah
permintaan karena penurunan pendapatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
adanya perubahan pendapatan dapat mengubah jumlah permintaan akan barang serta
dapat menggeser kurva permintaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kiri atau ke kanan, yaitu :
a.
Harga
barang komplementer dan substitusi
1.
Pada barang
substitusi, peningkatan harga suatu barang akan mengakibatkan peningkatan
permintaan barang lain yang menjadi substitusinya. Kenaikan harga barang akan
pengganti akan menggeser kurva permintaan ke kanan karena konsumen akan beralih
ke barang pengganti karena harga barang X relatif naik. Misalkan, X adalah
daging sapi dan harga daging ayam naik, maka konsumen akan beralih dari danging
ayam ke daging sapi.
2.
Pada barang
komplementer, peningkatan harga suatu barang akan menyebabkan penurunan
permintaan barang yang menjadi komplemennya dan akan menjadikan kurva bergeser
ke kiri.
b. Jumlah pendapatan
1.
Saat
pendapatan meningkat, konsumen cenderung meningkatkan konsumsi mereka terhadap
berbagai barang-jasa (menggeser kurva permintaan ke kanan). Sebaliknya, saat
pendapatan menurun, konsumen menurunkan konsumsinya terhadapa barang-jasa
(kurva permintaan bergeser ke kiri).
2.
Barang yang
permintaannya menurun ketika pendapatan meningkat disebut barang
inferior.
3.
Barang yang
permintaannya meningkat ketika perndapatan menurun disebut barang
normal.
c. Jumlah dan
karakteristik penduduk
1.
Jumlah
konsumen tentu akan mempengaruhi kuantitas total barang dan jasa yang akan
dikonsumsi. Karena itu, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula
permintaan terhadap barang-jasa.
2.
Selain jumlah,
struktur usia penduduk juga mempengaruhi pola permintaan terhadap barang dan jasa
tertentu.
d. Perubahan tradisi, mode, dan selera masyarakat
Selera yang berubah akan
mempengaruhi peubahan permintaan. Contoh perubahan selera adalah makin
disenanginya makanan cepat saji.
e. Perkiraan dan harapan masyarakat
Misal, ketika berbagai
surat kabar memberitakan bahwa pemerintah sedang membahas kemungkinan kenaikkan
harga bensin dan minyak tanah, pom bensin dan agen minyak tanah diserbu oleh
para konsumen yang rela antri sejak malam sampai siang untuk memperoleh bensin
dan minyak tanah segera.
2.6.5
Jenis Kurva Permintaan
Permintaan terhadap sesuatu barang dapat dilihat
dari tiga sudut, yaitu permintaan yang dilakukan oleh seseorang, permintaan
yang dilakukan oleh semua orang dalam pasar dan permintaan perusahaan.
a.
Permintaan individu
Permintaan
individu adalah permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan
konsumen dan kemampuannya (dari hasrat dan keinginan yang didukung dengan
pendapatan) untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan konsumen (consumer demand theory) mempostulatkan
bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung
pada:
a. Harga komoditas tersebut,
b. Pendapatan konsumen,
c. Harga komoditas yang berhubungan (komplementer
atau substitusi),
d. Selera konsumen.
Dalam bentuk fungsi, dapat
dituliskan sebagai berikut:
Contoh bentuk permintaan individu seperti pada
tabel 3.
Tabel 3
|
Maka dapat
dilihat bahwa, teori permintaan konsumen mempostulatkan bahwa kuantitas
komoditas yang diminta per satuan periode akan meningkat jika harganya
berkurang, pendapatan konsumen meningkat, adanya kenaikan dalam hargaa barang
substitusi dan penurunan harga barang komplementernya, serta peningkatan dalam
selera terhadap komoditas yang dibicarakan. Pada sisi lain, kuantitas komoditas
yang diminta akan menurun dengan perubahan-perubahan sebaliknya.
Individu
akan membeli lebih banyak suatu komoditas tertentu jika harga dari komoditas
substitusinya meningkat atau jika harga dari komoditas komplementernya menurun.
Sebagai contoh, seorang konsumen akan membeli lebih banyak kopi jika harga teh
meningkat (substitusi kopi) atau jika
harga gula menurun (komplementer kopi), karena kemudian harga secangkir kopi dengan gula menjadi lebih murah. Lebih
penting lagi, kuantitas dari komoditas yang dibeli oleh individu sangat
bergantung pada selera. Sebagai contoh, sekarang ini konsumen kebanyakan akan
membeli jenis daging yang tidak berlemak karena meningkatnya kekhawatiran
tentang tingkat kolesterol dalam darah dan berat badan (perubahan selera).
Hubungan
terbalik antara harga dengan jumlah komoditas yang diminta persatuan waktu
disebut sebagai skedul permintaan individual (individual’s demand schedule) untuk komoditas tersebut, dan plot
datanya (dengan harga di sumbu vertikal dan kuantitas komoditas yang diminta di
sumbu horizontal) memperlihatkan kurva permintaan individual (individual’s demand curve). Jika
berbagai faktor yang dianggap konstan dalam penggambaran perubahan suatu kurva
permintaan berubah, maka seluruh kurva tersebut akan bergeser. Kurva permintaan
individual akan bergeser ke arah kanan atas (sehingga permintaan individu
meminta lebih banyak komoditas dalam setiap harganya) jika pendapatan konsumen
meningkat, harga substitusi meningkat atau harga komplementer menurun, dan jika
selera konsumen untuk komoditas tersebut meningkat.
Perubahan
dalam ekspektasi harga suatu komoditas di masa yang akan dating akan berakibat
pergeseran kurva permintaan individual. Sebagai contoh, kurva akan bergeser ke
kiri jika seorang individu mengharapkan lebih rendah di masa yang akan dating,
dia akan menunda pembeliannya sebagai antisipasi penurunan harga. Sebaliknya
kurva akan bergeser ke kanan jika individu akan meramalkan harga akan naik dan
konsumen akan meningkatkan pembeliannya di masa sekarang untuk menghindari
kenaikan harga di masa yang akan datang.
b.
Permintaan Pasar
Permintaan kolektif atau
permintaan pasar adalah kumpulan dari permintaan-permintaan perorangan/individu
atau permintaan secara keseluruhan para konsumen di pasar. Kurva permintaan
pasar (market demand curve) untuk
suatu komoditas secara sederhana merupakan penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva
permintaan semua konsumen dalam suatu pasar. Sebagai contoh, kurva permintaan
pasar untuk komoditas X diperoleh dengan menjumlahkan kurva permintaan
individual 1 dengan individual 2 secara horizontal, dengan asumsi bahwa hanya
mereka berdua konsumen dari pasar tersebut.
Kurva
permintaan pasar untuk suatu komoditas menunjukkan berbaga kuantitas yang
diminta dari suatu komoditas di suatu pasar per satuan periode waktu tertentu pada
berbagai tingkat alternatif harga komoditas tersebut, dengan menganggap hal
lainnya konstan. Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas mempunyai
kemiringan negatif, menunjukkan bahwa antara harga dan kuantitas yang diminta
mempunyai hubungan yang terbalik. Yaitu, kuantitas komoditas yang diminta akan
meningkat pada saat harga turun dan sebaliknya kuantitas komoditas yang diminta
akan turun jika harga naik.
Hal-hal yang dianggap konstan
dalam penggambaran kurva permintaan pasar adalah:
a. Jumlah konsumen dalam pasar (N)
b. Pendapatan konsumen (I)
c. Harga komoditas yang berhubungan
(substitusi atau komplementer) (Py)
d. Selera (T)
Perubahan dari salah satu hal
tersebut akan mengakibatkan pergeseran kurva ke arah yang sama dengan kurva
permintaan individual. Sehingga dapat dituliskan fungsi permintaan pasar (market demand function) untuk komoditas
X sebagai berikut:
Terakhir, harus diperhatikan bahwa kurva
permintaan pasar secara sederhana merupakan jumlah secara horizontal dari kurva
permintaan individual hanya jika keputusan konsumsi dari masing-masing individu
adalah independen. Contohnya, selain Desi, di pasar juga ada beberapa pembeli
lainnya yang akan membeli jeruk. Jika permintaan Desi dan teman-temannya
tersebut digabungkan maka terbentuk permintaan pasar. Bentuk permintaan
kolektif dapat kalian lihat pada Tabel 4.
c.
Permintaan Perusahaan
Permintaan
terhadap komoditas yang dihadapi perusahaan bergantung pada ukuran permintaan
pasar atau industri terhadap komoditas tersebut, bentuk organisasi industrinya,
dan jumlah perusahaan yang ada di industri tersebut. Di dalam setiap bentuk
organisasi pasar, kecuali persaingan sempurna, perusahaan menghadapi kurva
permintaan suatu komoditas yang kemiringannya negatif, dan kurva permintaan ini
akan bergeser seiring dengan
a. perubahan jumlah konsumen dalam pasar,
b. pendapatam konsumen,
c. harga komoditas yang berhubungan,
d. selera konsumen,
e. ekspektasi terhadap harga,
f.
penentuan
harga,
g. promosi dari perusahaan yang lainnya dalam
industri (terutama dalam oligopoli),
h. ketersediaan kredit,
i.
tipe
barang yang dijual,dll
Kurva
permintaan akan bergeser ke kanan (sehingga penjualan perusahaan meningkat pada
tingkat harga tertentu) jika konsumen memperkirakan harga akan meningkat di
masa datang, jika perusahaan sukses dalam kampanye iklannya, atau jika perusahaan
memperkenalkan atau meningkatkan insetif kreditnya untuk menstimulasi pembelian
produknya. Sedangkan, kurva permintaan akan bergeser ke kiri jika konsumen
memperkirakan harga menurun di masa datang atau jika pesaig menurunkan harga
mereka, sukses dalam kampanye iklan mereka sendiri, atau mereka memperkenalkan
insentif kredit. Sehingga bentuk linier dari fungsi permintaan yang dihadapi
oleh suatu perusahaan (demand function
faced by a firm), sebagai berikut:
Permintaan
yang dihadapi oleh suatu perusahaan kemudian akan menentukan jenis dan
kuantitas dari input atau sumber daya (barang-barang- produsen) yang harus
dibeli atau disewa oleh perusahaan guna melakukan proses produksi untuk
memenuhi permintaan barang atau jasa yang ia jual.
DAFTAR PUSTAKA
Nia. 2010. Kurva Permintaan dan Penawaran.http://niaas8.wordpress.com/2010/05/13/
kurva - permintaan-dan-penawaran. diakses tanggal 10 Maret 2011
[22.25]
Nordhaus, Samuelson. 2003. Ilmu Mikroenonomi edisi Tujuh Belas.
Jakarta: P.T. Media Global Edukasi.
Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi; Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Yasinta. 2008. Permintaan dan Penawaran. http://yasinta.net/permintaan-dan-penawaran/ diakses tanggal 10 Maret 2011 [22.15]
Anonim. 2009. Permintaan dan Penawaran serta Terbentuknya Harga Pasar. http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Permintaan_Dan_Penawaran_Serta_Terbentuknya_Harga_Pasar_8.2_%28BAB_17%29. diakses tanggal 12 Maret 2011 [17.30]
Anonim. 2008. Permintaan dan Penawaran. http://yasinta.wordpress.com/2008/08/19/permintaan-dan-penawaran/ diakses pada tanggal 12 maret 2011
Sari, retno wulan. Pengertian Permintaan dan Penawaran, Hukum dan Faktor yang mempengaruhi. http://blog.unila.ac.id/wulan/pengantar-ilmu-ekonomi. diakses pada tanggal 12 maret 2011
Nainggolan, Hotden L. 2007. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KOMODITI KOPI DI SUMATERA UTARA. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7187/1/057018011.pdf diakses pada tanggal 12 maret 2011
Anonym, Pengertian permintaan dan penawaran,Hukum dan
Faktor yang mempengaruhi. http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi. diakses pada tanggal 12 maret 2011
Eziekim. 2010. About Economy.[Pt.1]. http://eziekim.wordpress.com/2010/06/06/about-economy-pt-1. diakses tanggal 24 Maret 2011 [17.35]
Anonym.2009.Kebutuhan vs Keinginan. http://agussale.com/kebutuhan-vs-keinginan. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011 pukul
17.30
Anonym.2011.Hukum Permintaan dan Penawaran. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/hukum-permintaan-dan-penawaran-5/. diakses tanggal 23 Maret 2011 [23.50]
Jyu_chn.2010.Hukum Permintaan dan Penawaran dalam Ilmu Ekonomi dalam http://woobiboy.blogspot.com/2010/02/hukum-permintaan-penawaran-dalam-ilmu.html.diakses tanggal 24 Maret 2011 [18.45]
Abimanyu, Yoopi Ph.D.2004.Ekonomi Manajerial. Ciawi : Ghalia
Indonesia.
Rahardja,
Pratama, Mandala Manurung.2002.Teori
Ekonomi Suatu Pengantar Edisi Revisi.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Samuelson, Paul A. dan William D.
Nordhaus.1992.Mikro Ekonomi edisi ke
Empat Belas.Jakarta:Penerbit Erlangga
Arsyad, Drs. Lincoln, M.Sc.1991.Ikhtisar dan Soal Jawab, Ekonomi Mikro edisi
I.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Sukirno, Sadono.1985.Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Salvatore,
Dominick.2005.Managerial Eonomics,
Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global buku 1 edisi V.Jakarta:Salemba
Empat.
Leftwich,
Richard H.1984.Mikro Ekonomi 1.Jakarta:PT.
Bina Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar