Ada beberapa
bentuk:
1.
Bilangan absolut (bilangan mutlak)
Contoh: jumlah penduduk berdasar berbagai karakteristik
2.
Perbandingan
Perbandingan
dua angka mutlak yang sifatnya dikotomus (satu sama lain merupakan kelompok
penduduk yang berbeda/ saling terpisah) dan yang sifatnya tidak dikotomus.
Contoh: Jumlah Mahasiswa dibagi jumlah Mahasiswi
Jumlah penduduk desa dibagi jumlah total penduduk desa dan kota
3.
Rasio
Perbandingan
dua angka (pembilang/ numerator dan penyebut/denominator), yang satu sama lain
merupakan kelompok penduduk yang berbeda/saling terpisah. Rasio adalah
perbandingan dikalikan 100.
Contoh: Rasio jenis
kelamin, rasio penduduk desa-kota, kepadatan penduduk, rasio beban tanggungan
4.
Proporsi
Perbandingan
dua angka (pembilang/ numerator dan penyebut/ denominator), namun pembilang
merupakan bagian dari penyebut
Contoh: Proporsi
penduduk wanita, proporsi penduduk yang tinggal di desa
5.
Persentase (%) atau permil (%o)
Persentase
sama dengan proporsi kali 100%. Permil sama dengan proporsi kali 1000%o
Contoh: Persentase penduduk yang tinggal di kota,
persentase penduduk usia produktif
6.
Tingkat atau Angka (Rate)
Rasio
atau proporsi yang mengukur peristiwa kependudukan berdasarkan kelompok
penduduk yang berisiko dan yang mengalami peristiwa kependudukan tersebut.
Contoh:
CDR, TFR, dll
Penting : dapat menterjemahkan atau menginterpretasikan dan mampu
memahami arti setiap ukuran kependudukan
Setiap ukuran kependudukan ditentukan :
a.
Peristiwa apa yang diukur
b.
Kelompok penduduk yang diukur
c.
Periode kejadiannya
Contoh berbagai ukuran kependudukan:
Penduduk Jawa Timur
SP’00 : 34.766 jiwa
IMR Nasional SDKI’02-03 : 350/00
TFR Jawa Timur SP’00 : 2,0
CBR Jawa Timur
Supas’95 : 22,870/00
AHH Jawa Timur SP’00
: 66 tahun
0 komentar:
Posting Komentar