Pemanis
merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan
produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut
peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam
bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet,
pewarna, dan lain-lain.
Pemanis
berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat
fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan
sumber kalori bagi tubuh
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis nutritif / natural adalah pemanis
berkalori dari turunan senyawa karbohidrat dengan bentuk molekul glukosa,
fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa yang dapat menghasilkan kalori atau
energi sebesar 4 kalori/gram. Selain itu, pemanis natural adalah bahan yang
banyak digunakan untuk menggantikan posisi gula sebagai pemanis makanan High
Fructose Corn Syrup (HFCS).
Seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan teknologi
pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif
natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature
dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi.
Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang
menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis sintetis,yaitu bersifat
karsinogenik.
Kombinasi
ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga menguntungkan
karena akan mengurangi pemakaian jumlah pemanis dan meningkatkan cita rasa
produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis alternatif yang baik biasanya
didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai sukrosa, yaitu tingkat kemanisan
mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai cita rasa yang
menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah larut.
Pemanis
natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah
atau melalui enzimatis, umumnya pemanis natural terdapat pada tumbuh-tumbuhan
seperti tebu, bit, buah-buahan, umbi-umbian, serealia, dan madu, adapun
contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Macam-macam
pemanis natural :
a.
Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga
gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas
sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat
dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa
juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Sukrosa
banyak ditemukan di :
1.
Gula tebu
Gula tebu dihasilkan dari tanaman
tebu (Saccharum officinarum L.) dan digunakan sebagai pemanis alami.
2.
Gula bit (Beta Vulgaris)
Gula bit merupakan bahan pemanis
nutritive alami yang berasal dari tumbuhan. Gula ini dibuat dari ekstrak bit
yang mengandung sukrosa 10-17%. Selain sebagai pemanis, gula bit bermanfaat
untuk memperbaiki tekstur makanan, mudah terfermentasi, mempertegas aroma, dan
juga bisa menurunkan titik beku.
3.
Gula aren
Gula aren merupakan pemanis alami
yang dihasilkan dari tanaman aren. Bahan ini mempunyai aroma dan rasa manis
yang sangat tajam sehingga sering digunakan sebagai bahan pemanis pada
pembuatan jenang dan dodol.
4.
Gula kelapa
Gula kelapa dihasilkan dari tanaman
kelapa. Gula kelapa mempunyai rasa manis yang khas sehingga sering digunakan
sebagai pemanis pada pembuatan sirup maupun bahan tambahan pada pembuatan es
kelapa.
5.
Madu (honey)
Madu merupakan zat gizi alamiah yang
memberikan rasa manis dan memiliki daya bakterisida, antiradang, dan anti
alergi. Madu dapat ditoleransi tubuh dengan baik, walaupun diberikan dalam
dosis yang sangat besar.
b.
Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas
di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari
pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan
sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa
merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa
pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di
dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
c.
Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah,
adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan
glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda.
Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga
menimbulkan rasa manis
d.
Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya
glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.
e. Manosa
Manosa jarang
terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam
manna yang mereka olah untuk membuat roti.
f. Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat
kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah
satu unsur dari pentosa.
g.
Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau
bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.
h. Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan
terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap
tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme
yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa
adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih
sukar larut daripada disakarida lain.
i.
Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat
mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH).
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan
khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat
kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih
lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar
gula darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram
sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.
j.
Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus,
ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis
rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
k.
Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri
atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering
jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
l.
Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang
menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama
dalam sekam serealia.
m. Sukralosa
Sukralosa
dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini mempunyai tingkat relatif
kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan
lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak
merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari
rendahnya kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh,
sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program penurunan berat
badan.
n.
Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari
6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan
diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan
rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di konsumsi untuk penderita diabetes
militus.
o.
Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran
sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim dextranase dari
Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan Langen (Jerman).
p.
Palatinosa
Palatinosa merupakan
turunan sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang digunakan adalah
x-glukosil transferase dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai
kemanisan lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan
dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
q.
Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang
potensial adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan
bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol
baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum
C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain berbentuk
serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat kemanisan 1,2-0,8 kali dari
sukrosa bergantung pada pH larutan, tetapi lebih manis dari sorbitol dan
manitol. Kelarutan dalam air pada 20 derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml.
Sedikit larut dalam alkohol, pH larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah.
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami banyak ditemukan
pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel, bayam, selada dan
bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses
kimiawi dan bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose
menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan menggunakan
proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan
saccharomyces. Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang
menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi (non
cariogenik). Juga membantu menurunkan pembentukan carries dan plaque pada gigi
sehingga banyak digunakan untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur
metabolismenya tidak memerlukan insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita
diabetes, mempunyai efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan
tidak mengalami karamelisa.
Fungsi dari pemanis natural adalah
:
a.
Mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah
kalori terkontrol
b.
Mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan
c.
Sebagai bahan substitusi pemanis utama.
d.
Selain itu, pemanis natural dengan nilai kalori rendah
sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes atau
gula tinggi sebagai bahan
substitusi gula reduksi lainnya.
e.
Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan
dan minuman.
f. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma,
memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet,
memperbaiki sifat – sifat
kimia.
g.
Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
h.
Penurunan fruktosa dan produk polyol pada anak-anak
dapat menyebabkan diare nonspesifik.
i. Dapat digunakan untuk proses pengawetan makanan,
fermentasi (dalam pembuatan bir dan anggur),
baking (memberikan kontribusi
terhadap tekstur, keempukan, dan leavening), pencoklatan makanan
dan
karamelisasi.
j.
Sebagai penyalut obat
Dampak negatif penggunaan pemanis
natural :
a.
Kelebihan dalam mengkonsumsi zat pemanis dapat
menyebabkan obesitas (kegemukan).
b.
Tinggi konsumsi fruktosa dapat meningkatkan produksi
prekursor lipid dan meningkatkan risiko
hipertrigliseridemia.
c.
Pemanis natural dapat berkontribusi untuk menyebabkan
karies gigi.
Penggunaan pemanis natural
Dari uraian di atas, pemanis natural aman untuk dikonsumsi semua golongan
umur di masyarakat dengan batasan yang wajar. Pemanis natural ini dapat kita
jumpai di berbagai produk makanan dan minuman, baik sirop, selai, manisan,
coklat, minuman ringan, susu / produk susu, minuman buah, permen, permen karet,
roti, sereal, pasta, kue, kopi, alkohol, teh, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Pemanis. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.storknet.com/ip/nutritional_challenges/cautions/sweeteners.html&ei=W4MJTfSeAoLUrQfdqYzVDg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CB8Q7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dnutritive%2Bsweeteners%26hl%3Did%26biw%3D1280%26bih%3D625%26prmd%3Div.
Diakses pada kamis 16 Desember 2010 pukul 09.40
Anonym.
Pemanis. http://izzatinkamala.files.wordpress.com/2008/06/pemanis.doc. Diakses pada 19
Desember 2010 pukul 08.45
Anonym.
2009. Latar Belakang Karbohidrat dan
Gula. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.foodinsight.org/Resources/Detail.aspx%3Ftopic%3DBackground_on_Carbohydrates_Sugars&prev=/search%3Fq%3Dnutritive%2Bsweeteners%26start%3D70%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgsc-sJb7UgETZvvlsB4mbDNmCQpg. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 08.55
Anonym. 2009. Pertanyaan dan Jawaban Seputar Fruktosa. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.foodinsight.org/Resources/Detail.aspx%3Ftopic%3DQuestions_and_Answers_About_Fructose&prev=/search%3Fq%3Dnutritive%2Bsweeteners%26start%3D70%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiDBLapBSnaPiEHpXo6LpOWXVAbIg. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.05
Anonym.
2009. Pertanyaan dan Jawaban Seputar
Gula. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.foodinsight.org/Resources/Detail.aspx%3Ftopic%3DQuestions_and_Answers_About_Sugars&prev=/search%3Fq%3Dnutritive%2Bsweeteners%26start%3D70%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhig--l9FA0BHHGGgX5xTYLM7PNY7g. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.00
Anonym.
2010. Zat Aditif yang Terkandung dalam
Bahan Makanan. http://www.g-excess.com/id/zat-aditif-yang-terkandung-dalam-bahan-makanan.html. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.10
Arif Hendra W, SKM. May 20, 2008. Konsep
Bahan Tambahan Pangan (BTP). http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/05/20/konsep-bahan-tambahan-pangan-btp/.
Diakses pada
jumat 17 Desember 2010 pukul 12.35
Tiqah. 2009. Gula : Digemari Sekaligus Ditakuti. http://tiqahminds.wordpress.com/2009/06/17/gula-digemari-sekaligus-ditakuti/. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.15
Wardhanu, Adha Panca. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive). http://apwardhanu.wordpress.com/2009/04/22/bahan-tambahan-makanan-food-additive/.
Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 08.50
0 komentar:
Posting Komentar