PERLUNYA
ADKL DIJADIKAN PROGRAM KESEHATAN
Sumber daya manusia merupakan salah
satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan tingkat kesehatan manusia
yang optimal. Oleh sebab itu untuk menjamin kualitas sumber daya manusia dalam
segi kesehatan agar mampu berkompetisi diperlukan suatu perencanaan
programkesehatan dan perlindungan hukum yang memadai.
Perlindungan terhadap lingkungan
hidup dari rencana usaha kegiatan ditetapkan melalui UU 23 tahun 1997 tentang
pengelolahan lingkungan hidup. Hal ini tercermin bahwa setiap rencana usaha/
kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting wajib dilengkapi dengan suatu
AMDAL. Di dalam undang-undang lingkungan hidup dan pedoman pelaksanaannya
secara jelas belum nampak ketentuan perundangan terhadap analisis dampak pada
kesehatan masyarakat/ kesehatan lingkungan.
Telah diketahui bahwa derajat
kesehatan individu/ masyarakat tergantung pada kondisi “host “ (individu),
“agent” (penyebab penyakit), dan
“environment” (lingkungan). Faktor lingkungan merupakan unsur penentu
terjadinya sakit/sehat pada masyarakat. Denga demikian apabila terjadi
perubahan lingkungan menjadi jelas di sekitar manusia, maka akan terjadi pula
perubahan pada kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkunganmasyarakat
tersebut. Dengan demikian maka studi analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) yang idealnya melindungi masyarakat, memasukan pula metode analisis
dampak kesehatan lingkungan (ADKL).
Pada tahun 1986, kelompok kerja WHO
menentukan empat prinsip dasar yang berhubungan dengan analisis dampak
lingkungan, yaitu :
1.
Kesehatan masyarakat
yang terkena dampak pembangunan merupakan salah satu pertimbangan penting dan
mendasar dalam menyusun perencanaan kebijakan dan pelaksanaan proyek
pembangunan.
2. Dampak
kesehatan masyarakat yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
program pembangunan harus lebih mendapat perhatian.
3. Analisis
dampak lingkungan (AMDAL) harus dapat memberikan informasi yang tepat tentang
dampak kesehatan dari pembangunan sebuah proyek kegiatan.
4. Informasi
lengkap perihal dampak kesehatan tersebut harus disampaikan kepada masyarakat
luas.
KONSEP KETERPADUAN ANALISIS DAMPAK KESEHATAN
LINGKUNGAN
Untuk
menelaah kedua konsep yaitu analisis dampak lingkungan dean analisis dampak
kesehatan lingkungan diperlukanrincian kerangka dasar model dari kedua konsep
tersebut.
Bagan Kerangka
Dasar Analisis Dampak Lingkungan
Data Dasar
|
rincian tentang kondisi lingkungan pada
saat ini dan masa mendatang untuk bahan perencanaan pembangunan
|
Identifikasi Dampak
|
identifikasi dampak yang mungkin timbul
dan pemilihan prioritas dampak untuk analisis yang lebih rinci, dengan cara "check
list"
|
Prediksi Dampak
|
melakukan prakiraan besarnya perubahan
yang akan terjadi
|
Evaluasi Dampak
|
pentingnya perubahan yang terjadi untuk
tingkat nasional khususnya beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan
nasional di bidang sosial ekonomi
|
Mitigasi
|
meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif
|
Komunikasi
|
menyebarluaskan macam, kualitas dan
kuantitas dampak yang mungkin terjadi kepada masyarakat dan lembaga terkait
|
Pemantauan
|
melakukan pengukuran dan memberikan
umpan balik tentang dampak pembangunan
|
Model Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
Rincian Analisis Dampak Keshatan
Lingkungan adalah analisis:
|
a. Dampak secara langsung terhadap
parameter lingkungan
|
b. Dampak tidak langsung terhadap
parameter lingkungan
|
c. Parameter lingkungan yang berhubungan
dengan kesehatan
|
d. Adanya peningkatan pemaparan
|
e. Adanya peningkatanpopulasi beresiko
tinggi
|
f. Dampak kesehatan (angka kesakitan dan
kematian)
|
Pada
kedua bagan di atas nampak kedua model tersebut baik dianalisis dampak
lingkungan dan dampak kesehatan lingkungan penekanannya masih terbatas pada “environmental illness” (sakit karena
faktor lingkungan) dan belum banyak menjamah permasalahan “quality
of life” (kualitas hidup). Dengan demikian maka proses analisis yang baik
harus melibatkan analisis dampak kesehatan lingkungan secara menyeluruh
termasuk komponen sosial-ekonomi-kesehatan.
Komponen
yang berhubungan dengan faktor fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi-kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Kualitas
lingkungan fisik, kimia, dan biologi termasuk kualitas udara, air, kebisingan,
dan sebagainya.
b. Kualitas
diet, sebagai sumber informasi adalah ilmu gizi dan kedokteran.
c. Kualitas
penyakit dan kesehatan jiwa, harus bersumber dari ilmu kedokteran, biologi,
psikiatri dan psikologi.
d. Kualitas
pekerjaan dan jaringan masyarakat bermuara pada disiplin ekonomi, sosiologi,
dan antropologi.
e.
Kualitas pemukiman dan
aksebilitas bersumber pada ilmu geografi, perencanaan dan arsitektur.
METODE
ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
A.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan
data rona lingkungan awal dari aspek potensi kesehatan harus mengikuti
paradigma kesehatan lingkungan.
Rona
lingkungan awal dapat berfungsi sebagai dasar prakiraan dampak (basic prediction of impact) yang
mencakup informasi sebagai berikut :
a. Potensi
daya dukung (Carrying Capacity)
lingkungan
b. Potensi
kerawanan/kesehatan masyarakat
c. Informasi
kelentingan
Ketentuan Pengumpulan
Data
Faktor yang
diperhatikan dalam pengumpulan data adalah :
1) Penetapan
parameter kunci dan batas wilayah studi.
Parameter kunci
(parameter utama) merupakan faktor penting dalam menetapkan batas wilayah
studi, yaitu seberapa luas dampak akan menyebar. Batas wilayah studi dari suatu
rencana kegiatan akan memudahkan dalam menetapkan parameter penunjang.
2) Penentuan
letak dan jumlah sampel.
Penentuan letak sampel
harus memperhatikan aspek keseluruhan sistem yang dikaitkan dengan sumber
dampak. Sedangkan penentuan jumlah sampel harus berpedoman pada azas
keterwakilan dari unit sistem yang tercakup dalam ruang batas studi.
3) Intensitas
pengambilan sampel.
Harus memperhatikan
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku parameter kunci maupun
penunjang. Faktor lingkungan tersebut adalah perubahan musim dan penyinaran,
perubahan suhu dan kelembapan, topografi, geografi serta sistem pembuangan
limbah.
4) Jangka
waktu pemeriksaan sampel.
Dengan memperhatikan
ciri parameter, perlu ditentukan kapan dan berapalama batas waktu bagi
parameter kimia/biologis/kesehatan harus cepat diperiksa/dianalisis agar supaya
tidak kadaluarsa.
5) Sistem
pengawetan dan fiksasi sampel.
Bagi parameter yang
tidak memungkinkan untuk secepatnya dianalisis dalam laboratorium, perlu
perlindungan sampel yaitu pengawetan/fiksasi atau menjaga pada suhu tertentu
agar sampel tidak rusak.
6) Kalibrasi
instrumen.
Kalibrasi instrumen
dilakukan agar kepekaan instrumen dipertahankan sehingga validasi hasil
analisis dapat optimal.
B. Metode
dan Teknik Analisis
I.
Kualitas Ambien
Dalam ADKL metode untuk
kualitas ambien mencakup beberapa macam, yaitu:
1) Kualitas
air
2) Kualitas
udara
3) Kualitas
tanah
(Ketiganya
dianalisis parameter fisik dan kimia
dengan metode analisis spesifik sesuai
dengan macam parameternya)
4) Vektor
dan parasit
Dianalisis sesuai
dengan parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri dengan metode analisis dan alat
sesuai dengan macam parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri.
5) Makanan
dan gizi
Dianalisis sesuai
dengan parameter makanan/gizi dengan analisis metode pengamatan yang
disesuaikan dengan parameternya.
II. Kualitas
Kesehatan Manusia
Untuk mendeteksi
kualitas kesehatan manusia/masyarakat, dipakai metode yang tidak invasif (tidak menyakiti). Macam metode
tersebut adalah:
1) Metode
pemantauan perilaku paparan.
2) Metode
pengukuran bio-indikator/pertanda biologis.
3) Metode
pengukuran/identifikasi kasus.
III. Metode
Analisis
Dilakukan untuk
menganalisis data yang mengkaitkan hubungan variabel dengan menggunakan
pendekatan epidemiologi. Beberapa metode analisis epidemiologi yang sering
dipakai adalah:
1) Proporsi
atau “Rate”.
Ditunjukkan oleh
perbandingan antara jumlah kasus dengan jumlah orang yang beresiko dalam
populasi.
2) Angka
prevalensi.
Perbandingan antara
jumlah kasus penyakit dengan jumlah populasi pada waktu tertentu.
3) Angka
insidensi.
Perbandingan antara
jumlah kasus baru dari penyakit dengan jumlah manusia yang mempunyai risiko
dalam populasi pada periode waktu.
INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Untuk
melakukan interpretasi suatu hasil analisis laboratorium, diperlukan syarat
sebagai berikut:
1. Sistem
pengambilan sampel yang benar.
2. Cara
pewadahan dan pengawetan yang memenuhi syarat.
3. Waktu
pengiriman sampel ke laboratorium yang optimal.
4. Kaitan
hasil analisis dan kondisi lingkungan tempat pengambilan sampel harus
proporsional.
5. Pengumpulan
secara akurat informasi lingkungan yang berhubungan dengan geologi, vegetasi,
dan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi parameter kualitas kesehatan lingkungan.
PRAKIRAAN DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
Sistem
yang dipakai untuk menentukan prakiraan dampak dari parameter lingkungan
terhadap kesehatan masyarakat/kesehatan lingkungan adalah pendekatan model dan
menggunakan “profesional judgement”.
Pada ADKL dikenal dua jenis prakiraan dampak, yaitu:
1. Prakiraan
dampak pada parameter ambien.
a. Kualitas
udara.
i.
Sumber tidak bergerak.
Untuk menentukan prakiraan
besarnya risiko terhadap masyarakat “population
at risk” dari sebaran emisi gas atau partikel yang keluar dari cerobong
pabrik, dipakai model Gauss. Dengan model Gauss, dapat diketahui prakiraan
kadar gas atau partikel di udara ambien dengan jarak tertentu dari cerobong
pabrik.
ii. Sumber
bergerak.
Untuk menentukan
prakiraan besarnya risiko terhadap masyarakat “population at risk” dari sebaran pencemaran emisi yang berasal
dari kegiatan transportasi dipakai dengan model Sutton. Dengan model Sutton,
dapat diketahui prakiraan kadar gas atau prakiraan kadar gas atau partikel di
udara ambien dengan jarak tertentu dari knalpot atau pusat transportasi.
b. Kebisingan.
Prakiraan untuk
kebisingan dapat diukur memakai model tertentu dengan menggunakan data yang
berasal dari sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.
c. Kualitas
air.
Pencemaran badan air
dan prakiraan pengaruhnya bagi kesehatan manusia dibedakan atas sumber
pencemaran yang merusak (degradable)dan
yang kurang merusak(non degradable)
i.
Sumber pencemar yang
merusak (degradable)
Sifat racunnya
mengganggu secara langsung.
ii. Sumber
pencemar yang kurang merusak (non
degradable)
Mempunyai sifat organik
dan anorganik. Prakiraan persebaran dampak dalam badan air, ditentukan oleh
faktor sifat dan lama waktu akumulatif, sifat non-degradatif serta
hidrodinamika badan air.
d. Perubahan
habitat, vektor, dan agen.
Prakiraan dampak yang
disebabkan oleh perubahan habitat, perkembangan vektor, dan macam parasit atau
mikroba(sebagai agen penyakit) sulit ditunjukkan dengan model. Dengan demikian
prakiraan dapat didasarkan pada fenomena perubahan sebagai berikut:
i.
Terjadinya perubahan
habitat
ii. Memungkinkan
timbulnya vektor
iii. Memungkinkan
interaksi agen penyakit
iv. Adanya
sumber penyakit menular.
2. Prakiraan
dampak pada kesehatan manusia.
Prakiraan
dampak zat toksik yang masuk ke dalam tubuh manusia akan memberikan efek akut
atau kronis dan dipengaruhi oleh:
a. Jenis
zat kimia
b. Jalur
pemasukan (route of exposure)
c. Dosis
d. Rata-rata
dosis yang masuk (dose rate)
e. Waktu
pemaparan (fraction of lifetime)
f. Jenis
kelamin
g. Proses
biokinetik di dalam tubuh, yang terdiri dari absorbsi, distribusi, penimbunan,
biotransformasi dan waktu eliminasi organ
h. Mekanisme
keracunan.