I.
Pengertian
Antimicrobial Agent sebagai Bahan Tambahan Makanan
Agen yang
membunuh mikroorganisme atau menekan multiplikasi atau pertumbuhan. Agen
antimikroba diklasifikasikan fungsional sesuai dengan cara mereka mempengaruhi
mikroorganisme yaitu :
1. Mengganggu
sintesis dinding sel bakteri. Hal ini mengakibatkan lisis sel karena isi sel
bakteri hipertonik dan karena itu di bawah tekanan osmotik tinggi. Melemahnya
dinding sel menyebabkan sel pecah, tumpah isinya, dan dimusnahkan.
2. Mengganggu
sintesis asam nukleat. Tanpa sintesis DNA dan RNA mikroorganisme tidak dapat
mereplikasi atau menerjemahkan informasi genetik.
3. Mengubah permeabilitas
membran sel, menyebabkan kebocoran metabolik substrat penting bagi kehidupan
mikroorganisme.
4. Mengganggu
proses metabolisme dalam mikroorganisme. Mereka secara struktural mirip dengan
substrat metabolik alam, tetapi karena mereka tidak berfungsi secara normal,
mereka mengganggu proses metabolisme. Cara kerjanya berupa bakteriostatik
5. Mengganggu
terjemahan protein oleh ribosom. Cara kerjanya secara bakterisida.
Dari
kelompok (1-3) diatas, cara kerjanya secara bakteriostatik
maupun bakterisida.
II.
Macam-Macam Antimicrobial Agent
A. Nitrit dan
Nitrat
Terdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit.
Natrium nitrit berbentuk butiran berwarna putih, sedangkan kalium nitrit
berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Nitrit
dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan
dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan
untuk mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang ditambahkan
biasanya 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg
bahan. Apabila lebih dari jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan,
oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang.
Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit biasanya
dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan
diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di
dalam daging tidak berlebihan.
B. Gula pasir
Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai
dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet,
pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan makanan
dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40 %) padatan terlarut sebagian
dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan
aktivitas air (Aw) dari bahan pangan berkurang sedangkan pada konsentrasi
mencapai 65 % gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme yang terdapat dalam
bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau plasmolisis (Buckle, dkk, 1987).
Mekanisme gula sebagai bahan pengawet yaitu
menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi sehingga cairan sel mikroorganisme
terserap keluar, akibatnya menghambat sitoplasma menurun sehingga terjadi
plasmolisis yang menyebabkan kematian sel (Winarno, 1984).
C. Garam dapur
(natrium klorida)
Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi
kadang-kadang berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari
kotoran-kotoran yang ada didalamnya. Air laut mengandung + 3 % garam
dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering
digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya
sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.
D.
Sulfit
SO2 lebih efektif dalam
bahan-bahan pangan asam (pH 2,5 – 4,0) dimana pengaruhnya disebabkan karena
molekul SO2 bebas. Bahan ini akan lebih menghambat bakteri daripada khamir,
suatu sifat yang digunakan misalnya dalam pembuatan anggur. Dalam konsentrasi
tinggi SO2 akan ditolak oleh rasanya dan akan bergabung dengan komponen aldehid
dan keton dari beberapa bahan pangan, terutama dalam minuman menjadi tidak
tersedia sebagai anti mikroorganisme (Buckle, dkk, 1987).
Zat pengawet anorganik yang sering dimanfaatkan
sebagai campuran dalam olahan, diantaranya senyawa sulfit dalam bentuk gas SO2
garam natrium/kalium sulfit, bisulfit dan metabisulfit. Sulfit biasanya
digunakan dalam bentuk garam sulfit yang dilarutkan dalam air. Lalu larutan ini
digunakan untuk merendam bahan yang akan diawetkan (Fachruddin, 1998).
E.
Benzoat
Asam benzoat (C6H5COOH)
merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering digunakan pada
bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan khamir
dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 – 4,0. Karena kelarutan garamnya lebih
besar maka bisa digunakan dalam bentuk garam natrium benzoat. Dalam bahan garam
benzoat terurai menjadi bentuk efektif, yaitu bentuk asam benzoat yang
terdisosiasi (Winarno, 1995).
Penggunaan asam benzoat
dibatasi hampir dalam semua produk buah-buahan dan sering digunakan
bersama-sama dengan belerang oksida. Asam benzoat lebih efektif pada khamir dan
bakteri dari pada kapang pada konsentrasi diatas 25 mg/l, asam yang tidak
terurai akan menghambat pertumbuhan kapang.
Asam benzoat akan ditolak pada
konsentrasi diatas 400 mg/l dan tidak mempunyai pengaruh pada pencoklatan
enzimatik (Buckle, dkk, 1987).
Aktivitas anti mikroba asam
benzoat dan garamnya tergantung pada pH substrat sangat menentukan banyaknya
asam yang tidak terdisosiasi. Asam benzoat mempunyai penghambatan mikrobia
optimal pada pH 2,5 – 4,0 (Winarno, 1984).
Natrium benzoat lebih efektif
menghambat khamir dan bakteri dari pada jamur dan mempertahankan keasaman
makanan seperti jam, sirup, jelly, pickle, sosis, marmalade dan sari
buah (Hughes, 1987).
III.
Dampak Antimicrobial Agent pada
Kesehatan
Bahan
Pengawet
|
Produk
Pangan
|
Pengaruh
terhadap Kesehatan
|
Na-benzoat
|
Sari buah, minuman ringan, minuman
anggur manis,
ikan asin |
Dapat menyebabkan reaksi merugikan
pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin
|
Sulfur dioksida
(SO2) |
Sari buah, cider, buah
kering, kacang kering, sirup, acar
|
Dapat menyebabkan pelukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan
alergi |
K-nitrit
|
Daging kornet, daging kering,
daging asin, pikel daging
|
Nitrit dapat mempengaruhi
kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan
sakit kepala, anemia, radang ginjal,
muntah |
Ca- / Na-propionat
|
Produk roti dan tepung
|
Migrain, kelelahan, kesulitan
tidur
|
Na-metasulfat
|
Produk roti dan tepung
|
Alergi kulit
|
Asam sorbat
|
Produk jeruk, keju, pikel dan
salad
|
Pelukaan kulit
|
K-asetat
|
Makanan asam
|
Merusak fungsi ginjal
|
DAFTAR
PUSTAKA
The Free
Dictionary dalam http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Antimicrobial+agent diakses tanggal 20 Desember 2010
[13.56]
Z., Suyekti. 2007. Pengaruh
konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama
penyimpanan terhadap Mutu Sirup Buah Sirsak Berkarbonasi dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7530/1/09E00458.pdf diakses tanggal 20 Desember 2010
[14.25]
Anonim. 2010. Bahan Pengawet Makanan
dalam http://www.membuatblog.web.id/2010/08/bahan-pengawet-pada-makanan.html diakses tanggal 20 Desember 2010
[14.35]
0 komentar:
Posting Komentar