2.1 Pengertian
Pemanis buatan
adalah suatu zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat meningkatkan rasa
manis, sedangkan kalori yang dihasilkanya jauh lebih rendah daripada gula.
Pemanis buatan mempunyai senyawa kimia
yang mempunyai rasa manis. Tetapi, pada tingkat kemanisan yang sama dengan
gula, pemanis buatan hanya mengandung 2 persen kandungan kalori gula. Artinya,
kandungan kalorinya jauh lebih rendah daripada gula. Tingkat kemanisan pemanis
buatan berkisar antara 50 – 3.000 kali lebih tinggi daripada gula.
2.2
Jenis
Industri pangan
di Indonesia sudah lama mengenal pemanis buatan sakarin, siklamat dan aspartam.
Hanya dua yang pertama penggunaannya sangat ketat, bahkan di negara-negara
tertentu sudah dilarang. Sedangkan aspartam banyak digunakan industri pangan
Indonesia, khususnya untuk produk makanan dan minuman diet. Perkembangan
terbaru menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya
mulai menggunakan pemanis mutakhir, yang mungkin masih belum banyak dikenal di
Indonesia yaitu alitame, acesulfame-K dan sucralose.
Sebagian
besar sumber rasa manis diperoleh dari pemanis berkalori yang tergolong dalam
karbohidrat. Jenis-jenisnya antara lain gula(sukrosa), yang merupakan
penyumbang rasa manis terbesar di dunia. Selain pemanis berkalori, sejak seabad
lalu mulai diperkenalkan pemanis buatan yang dikenal dengan nama sakarin.
Sekarang ini ada beberapa jenis pemanis buatan seperti siklamat, aspartame,
asesulfam K, taumatin, neophesperidin DC, monelin, glisirizin, neotam, dan
lain-lain. Dari jenis-jenis tersebut hanya beberapa yang boleh diproduksi,
sedangkan yang lainya masih dalam tahap penelitian. Yang sekarang banyak
beredar di pasaran antara lain; siklamat, sakarin, aspartame, neotam, dan steviozsa.
a.
Alitame
Alitame adalah
pemanis buatan campuran dari 2 senyawa turunan asam amino yaitu l-asam aspartat
dan d-alanin serta satu senyawa amida. Tingkat kemanisannya mencapai 2000 x
sukrosa, tanpa rasa pahit dan rasa metal (bandingkan dengan sakarin yang
memberikan aftertaste pahit di pangkal lidah). Tahun 1986 oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika
Serikat, pemanis ini direkomendasikan untuk produk pangan termasuk roti-kue,
minuman ringan dan permen.
Dalam tubuh
manusia 7-22% alitame tidak diabsorbsi usus tapi langsung dibuang melalui
sistem ekskresi. Sisanya (78-93%) terhidrolisis menjadi asam aspartat dan
alanin-amida. Asam aspartat dicerna sebagai asam amino sedangkan alanin-amida
diekskresikan melalui urine. Alitame masih memiliki kalori sebesar 1,4
kcal/gram.
Pada tahun 1995
JECFA (Joint Expert Committee on Food
Additives, lembaga ilmiah di bawah WHO dan FAO – PBB) menyimpulkan dari
hasil penelitian bahwa alitame tidak bersifat karsinogen, akan tetapi perlu ada
pembatasan penggunaan sesuai konsep ADI (Acceptable
Daily Intake/konsumsi harian yang diperkenankan) sebesar 0,34 mg/kg berat
badan.
Alitame
sebenarnya merupakan produk hasil penemuan industri farmasi multinasional,
Pfizer Inc, yang memegang hak paten dengan nama “Aclame”. Pfizer mengklaim
kelebihan alitame antara lain sangat mudah larut dalam air, stabil pada
pengolahan menggunakan panas dengan range pH luas. Alitame memperoleh efek
sinergis yang menguntungkan jika dikombinasikan dengan pemanis rendah kalori
lainnya.
b. Acesulfame-K
Acesulfame K
(acesulfame-kalium) telah disetujui FDA sebagai aditif pemanis untuk makanan
pada tahun 1988. FDA merekomendasikan acesulfame-K digunakan pada produk
roti-rotian, makanan beku, yogurt, kembang gula, permen karet, produk susu
kering, sirup dan saus. Juga untuk produk pasta gigi, mouth wash dan pelapis
obat. Acesulfame-K sering digunakan sebagai kombinasi dengan pemanis buatan
yang lain seperti aspartam, sakarin atau siklamat. Pada tahun 1995 pemanis ini
juga digunakan pada minuman beralkohol. Secara komersial acesulfame-K
menggunakan merk Sunette atau Sweet One dalam bentuk saset dan tablet. Aman
dikonsumsi dengan batasan ADI maksimal 15 mg/kg berat badan.
Acesulfame-K
ditemukan seorang kimiawan Karl Clauss tahun 1967. Dia menemukan rasa manis secara
tidak sengaja ketika menjilatkan jarinya untuk mengambil kertas di
laboratorium. Patennya dimiliki oleh Hoechst AG, Jerman. Acesulfame-K rasanya
manis, beberapa orang merasakan adanya aftertaste yang pahit hampir seperti
sakarin, tetapi sebagian lain tidak merasakannya. Potensi kemanisan relatif (sweetness potency relative) sekitar 200x
sukrose. Acesulfame-K dinyatakan sebagai pemanis buatan bebas kalori yang
bersih, cepat memberikan rasa manis. Memiliki kestabilan yang baik pada suhu
tinggi dan daya larut yang baik sehingga pemanis ini dianggap cocok untuk
berbagai produk.
Acesulfame-K tidak
diolah oleh tubuh sehingga tidak ada kalori yang diserap oleh tubuh. Pemanis
buatan ini dijual dengan nama dagang Sweet One dan Sunett.
c. Sucralose
Sucralose merupakan
derivat sukrosa yang diklorinasi dengan tingkat kemanisan 600x sukrosa. Pada
tahun 1988 pemanis buatan ini telah direkomendasikan FDA aman untuk produk
makanan dengan nilai ADI maksimal 10 mg/berat badan. Salah satunya dikenal
dengan merek dagang “Splenda”. Pemanis buatan ini telah digunakan pada beberapa
produk pangan, khususnya minuman ringan. . Pemanis ini tidak diserap oleh tubuh
sehingga tidak menambah kalori bagi tubuh. Pemanis ini juga bisa digunakan
untuk memasak.
d. Saccharin
Saccharin adalah
pemanis buatan yang paling tua yang ditemukan pada tahun 1879. Rasa manisnya
bisa mencapai 200-700x gula biasa. Pada tahun 1972 Saccharin dicurigai sebagai
salah satu penyebab kanker. Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan
kecurigaan Saccharin dapat menyebabkan timbulnya kanker, akan tetapi National
Cancer Institute Amerika tidak menemukan hubungan Saccharin dangan kanker.
Sehingga pada tahun 2002 Saccharin dinyatakan aman dikonsumsi oleh manusia dan
djual dengan nama dagang Sweet N’ Low, Sweet Twin and Necta Sweet.
Sakarin
merupakan pemanis buatan yang paling banyak dipakai dalam bahan makanan. Namun,
sakarin mempunyai rasa tambahan yaitu sedikit pahit. Oleh karena itu dalam
pemakaianya sering dicampur siklamat.
Aspartam secara
perlahan akan menggantikan sakarin. Pertama kali ditemukan oleh James Schslatte
pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartame telah disetujui peredarannya oleh FDA pada tahun. Rasa manis pemanis buatan
ini bisa mencapai 200x gula biasa. Aspartame merupakan sejenis bahan kimia yang
dipecah menjadi phenylalanine, sehingga sangat berbahaya bagi mereka yang
menderita Phenylketonuria. Tapi secara keseluruhan Aspartame dianggap aman
dikonsumsi oleh manusia. Nama dagang yang dipakai untuk pemanis buatan ini
adalan Equal dan Nutrasweet.
Secara kimia,
aspartame merupakan campuran dari dua asam amino alami yaitu asam aspartat dan
fenilalanin. Namun, aspartame dapat dibuat secara sintetis di laboratorium.
f. Neotame
Neotame adalah
saudara sepupu dari Aspartame dan memiliki 7000 – 13000x lebih manis dari gula
pasir. Neotame disetujui penggunaannya sebagai pemanis pada tahun 2002.
Sekalipun Neotame adalah saudara sepupu Aspartame tapi hanya mengandung kadar
phenylalanine yang sangat rendah. Pemanis buatan Neotame belum diberi nama
dagangnya sampai saat ini.
g.
Siklamat
Siklamat adalah
garam natrium dan kalsium siklamat yang mempunyai kemanisan 30x lebih tinggi
dari pada gula. Siklamat sangat disuka karena rasanya yang murni tanpa citarasa
tambahan. Kelebihan lainya, siklamat mampu memberi tingkat kemanisan lebih
tinggi jika dicampur dengan sakarin, sekaligus menutupi rasa pahit sakarin.
PEMANIS BUATAN YANG
DIPERBOLEHKAN
No.
|
Nama
Pemanis Buatan
|
Penggunaan
dalam Pangan
|
Ukuran
maksimum yang diijinkan
|
1.
|
Sakarin (dan garam natrium sakarin)
|
1. Untuk saus, es lilin, minuman ringan dan minuman
yogurt berkalori rendah
2. es krim, es puter, dan sejenisnya serta jem dan
jelly berkalori rendah
3. permen berkalori rendah
4. permen karet dan minuman ringan fermentasi
berkalori rendah
|
300 mg/kg
200 mg/kg
100 mg/kg
50 mg/kg
|
2.
|
Siklamat (dan garam natrium dan kalsium siklamat)
|
1. untuk saus, es lilin, minuman ringan dan minuman
yogurt bekalori rendah
2. es krim, es puter, dan sejenisnya serta jem dan
jeli berkalori rendah
3. permen berkalori rendah
4. permen karet dan minuman ringan fermentasi
berkalori rendah
|
3 gr/kg
2 gr/kg
1 gr/kg
500 mg/kg
|
3.
|
Sorbitol
|
1. untuk kismis
2. jem, jeli, dan roti
3. pangan lain
|
5 gr/kg
300 mg/kg
120 mg/kg
|
4.
|
Aspartam
|
Aneka makanan/minuman
|
-
|
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan
minuman sebagai pengganti gula, karena rasanya lebih manis dibandingkan dengan
pemanis alami. Istilah zat pemanis telah dikenal cukup luas dan penggunaannya
telah berlangsung lebih dari 100 tahun. Pemanis buatan tidak menghasilkan
kalori, dan mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan struktur kimia gula
alam Beberapa jenis pemanis buatan yang dikenal luas penggunaannya dalam pangan
adalah siklamat, sakarin, dan aspartam.
• Sakarin (dan garam natrium sakarin),
untuk es lilin, minuman ringan dan minuman yogurt berkalori rendah ( 300 mg /
kg )
• Siklamat (dan
garam natrium serta kalsium siklamat), untuk saus, minuman ringan dan minuman
yogurt berkalori rendah 3 g / kg )
Batas maksimum
penggunaan siklamat adalah 500 mg – 3 g / kg bahan, sedangkan batas maksimum
penggunaan sakarin adalah 50 – 300 mg / kg bahan.
Pemanis buatan
jauh lebih manis dibandingkan gula. Karena itu, jumlah yang diperlukan juga
lebih sedikit. Produk-produk yang dibuat dengan pemanis buatan mengandung
kalori yang lebih rendah dibandingkan produk yang dibuat dengan gula. Karena
itu, pemanis buatan seringkali digunakan sebagai bagian dari diet untuk
menurunkan atau mengontrol berat badan.
Pengidap
diabetes juga bisa menggunakan jenis pemanis ini karena bisa memaniskan makanan
tanpa menaikkan kadar gula darah. Tapi, bukan berarti bisa mengonsumsi makanan
sesuka hati. Beberapa produk yang mengandung pemanis buatan, seperti
yogurt bebas gula, masih bisa mempengaruhi kadar gula karena kandungan
karbohidrat dan protein di dalamnya.
Beberapa makanan
dengan label 'bebas gula', kemungkinan mengandung pemanis (seperti sorbitol dan
mannitol) yang mengandung kalori dan bisa mempengaruhi kadar gula darah.
Beberapa produk bebas gula juga kemungkinan mengandung tepung, yang juga bisa
meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, makanan yang mengandung pemanis
buatan kemungkinan mengandung kalori yang bisa melemahkan kemampuan Anda
menurunkan berat badan dan mengontrol gula darah.
2.4
Dampak
Pemanis buatan
seringkali dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kanker. Akan
tetapi, menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti ilmiah yang
menunjukkan bahwa pemanis buatan yang telah diterima ini bisa menyebabkan
kanker. Sejumlah studi juga menyatakan bahwa pemanis buatan aman untuk populasi
umum. Akan tetapi, penggunaan Aspartame sebaiknya lebih diperhatikan. Pemanis
satu ini tidak aman bagi mereka yang memiliki penyakit genetik phenylketonuria (PKU).
Sebenarnya
masyarakat industri pangan menunggu-nunggu ditemukannya pemanis sintetik yang
benar-benar aman, tanpa ada kontroversi karena diragukan keamanannya. Sayang
sekali menurut CSPI (Center for Science
in the Public Interest) sebuah LSM di Amerika Serikat yang bergerak pada
bidang kesehatan menyatakan alitame, acesulfame-K maupun sucralose bukanlah
yang diharapkan.
Beberapa kasus
maupun hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa produk-produk sintetis di
atas tidak 100% aman.
1.
Sucralose
misalnya, dalam proses metabolisme normal tubuh ternyata menghasilkan 1-6
dichlorofructose suatu senyawa yang tidak aman bagi manusia.
2.
Sedangkan
pada acesulfame-K ditemukan asetoasetamid yang menimbulkan efek pada kelenjar
tiroid pada tikus, kelinci dan anjing. Penambahan 1% dan 5% asetoasetamid pada
ransum makanannya selama 3 bulan menyebabkan tumbuhnya tumor jinak pada
kelenjar tiroid tikus.
3.
Bahkan
aspartampun sebenarnya tidak aman 100%. Hasil penelitian mutakhir di Eropa
menunjukkan aspartam menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan karena
akumulasi formaldehid sebagai hasil metabolisme. Formaldehid dapat merusak
sistem imun manusia.
Sama dengan
aditif makanan lainnya, pemanis buatan yang digunakan dalam makanan harus
disertai label yang menunjukkan ADI maksimum, sehingga konsumen dapat
mengetahui batas keamanan produk yang dibelinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Widodo, Ir. Richardus, MM.2008.Mengenal Pemanis Buatan Mutakhir.http://www.untag-sby.ac.id/index.php?mod=berita&id=128. Di unduh pada tanggal 17 Desember 2010.
Nugroho, Agung.2010.Bijak dan Aman
dengan Pemanis Buatan. http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/02/01/2075/3/Bijak-dan-Aman-dengan-Pemanis-Buatan.
Di unduh pada tanggal 17 Desember 2010.
Info Diabetes Melitus.2009.Jenis Pemanis Buatan Yang Perlu Diketahui
Diabetisi. http://indodiabetes.com/jenis-pemanis-buatan-yang-perlu-diketahui-diabetisi.html.
Di unduh pada tanggal 17 Desember 2010.
Tanaman Herbal.2009. Pemanis Buatan, Amankah?. http://herbalstevia.wordpress.com/2009/04/18/pemanis-buatan-amankah/. Di unduh tanggal 17 Desember 2010.
Green World.2010. Kegunaan BTP
Berdasarkan Golongannya.
http://software-komputer.blogspot.com/2008/04/kegunaan-btp-berdasarkan-golongannya.html.
Diunduh tanggal 21 Desember 2010.
0 komentar:
Posting Komentar