Minggu, 07 Oktober 2012

PAM dan Sanitasi Makanan - Tugas



1.      Apa perbedaan Keputusan Menteri (KEPMEN) dengan Peraturan Menteri (PERMEN)?
Keputusan Menteri merupakan penetapan (beschikking), bersifat nyata, individual, selesai sekali (final, einmalig), tidak mengikat umum; sedangkan Peraturan Menteri merupakan pengaturan (regeling), mengikat umum, norma perundang-undangannya selalu bersifat umum, abstrak, dan berlaku terus-menerus.
Keputusan Menteri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti keputusan adalah perihal yang berkaitan dengan putusan; atau segala putusan yang telah ditetapkan setelah hal tersebut dipertimbangkan dan dipikirkan. Di dalam ilmu perundang-undangan, keputusan adalah perihal putusan sebagai hasil tindakan pejabat yang berwenang dalam rangka menentukan atau menetapkan kebijakan tertentu yang diinginkan, termasuk mengangkat atau memberhentikan pejabat di lingkungannya.
Keputusan pejabat yang selama ini kita pahami terdiri dari 2 keluaran yakni keputusan yang berupa pengaturan dan keputusan yang berupa penetapan.
Keputusan yang berupa pengaturan dan penetapan, dilihat dari format dan isi atau substansi keduanya memang berbeda (contoh terlampir). Penetapan pada dasarnya tidak termasuk dalam lingkup peraturan perundang-undangan dalam arti bahwa isi atau substansi keputusan yang dikeluarkan pejabat tidak mengikat umum, tetapi mengikat individu atau kelompok tertentu di lingkungan pejabat yang mengeluarkan keputusan tersebut (itu pun berlaku hanya sekali dan hanya pada saat itu saja). Pembahasan selanjutnya dibatasi pada keputusan yang berupa pengaturan yang dalam RUU tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan telah diputuskan bahwa keputusan yang berupa pengaturan disebut “peraturan” sebagai nomenklatur untuk membedakan “keputusan”. Dengan demikian, yang kita kenal selama ini dengan Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Gubernur, Keputusan Bupati/Walikota berubah menjadi Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati/Walikota. 
Peraturan Menteri
Materi muatan Peraturan Menteri adalah materi yang diperintahkan Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang-undang, Peraturan Pemerintah, atau Peraturan Presiden. Jika menteri ingin menuangkan kebijakan dalam suatu Peraturan Menteri, maka yang perlu diperhatikan adalah prinsip pemberian delegasian pengaturan dari peraturan perundang-undangan di atasnya. Selain prinsip dan asas di atas, dalam membentuk Peraturan Menteri perlu diperhatikan landasan yuridis yang jelas karena tanpa landasan atau dasar yuridis yang jelas, Peraturan Menteri tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum. Dengan demikian, Peraturan Menteri yang dibentuk harus dapat menunjukkan dasar hukum apa yang dijadikan landasan pembentukannya. Dalam pembentukan Peraturan Menteri, berlaku prinsip bahwa peraturan yang sederajat atau lebih tinggi dapat menghapuskan atau mencabut peraturan yang sederajat atau yang lebih rendah.  Dalam hal peraturan yang sederajat bertentangan dengan peraturan sederajat lainnya (dalam arti sejenis), maka berlaku peraturan yang terbaru dan peraturan yang lama dianggap telah dikesampingkan (lex posterior derogat priori). Dalam hal peraturan yang lebih tinggi tingkatnya bertentangan dengan peraturan yang lebih rendah, maka berlaku peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
Jika peraturan yang mengatur hal yang merupakan kekhususan dari hal yang umum (dalam arti sejenis) yang diatur oleh peraturan yang sederajat, maka berlaku peraturan yang mengatur hal khusus tersebut (lex specialis derogat lex generalis). Pembentuk peraturan perlu bersepakat bahwa lex posterior derogat priori dan lex specialis derogat lex generalis didasarkan pada hal yang sejenis, dalam arti bahwa bidang hukum yang mengatur sumber daya alam, misalnya, tidak boleh mengesampingkan bidang hukum perpajakan.

2.      Apa nama instansi yang berwenang untuk memberikan ijin produksi AMIU(Air Minum Isi Ulang)?
Bisnis AMIU (Air Minum Isi Ulang), baik yang dikelola perorangan ataupun industri harus mendapatkan ijin dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

3.      Apa perbedaan syarat fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif seperti tercantum dalam Permenkes No. 416 tahun 1990 dibandingkan Kepmenkes No. 907 tahun 2002?
Untuk syarat bakteriologis, baik Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002, memiliki nilai yang sama, 0 per 100 ml air untuk bakteri E. coli.
Untuk syarat fisik, baik Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002 nilai warna, rasa, bau, temperatur dan kekeruhan nilainya sama.
Untuk syarat radioaktif, baik Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002, nilainya sama, yaitu untuk Gross Alpha Activity sebesar 0.1 Bq/liter dan nilai Gross Beta Activity sebesar 1 Bq/liter.
Untuk syarat kimia, pada Kepmenkes No. 907 tahun 2002 kimia anorganik dan kimia organik dibedakan menjadi dua, yaitu yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan dan tidak memiliki pengaruh langsung pada kesehatan. Selain itu, Kepmenkes No. 907 tahun 2002 juga menambahkan beberapa bahan yag sebelumnya tidak ada di Permenkes No. 416 tahun 1990, yaitu antimony sebesar 0.005 mg/liter. Pada kimia organik, Kepmenkes No. 907 tahun 2002 menyebutkan dengan lebih spesifik dan digolongkan ke beberapa kategori. Selain itu juga, pada Kepmenkes No. 907 tahun 2002 dijelaskan pula tentang penggolongan pestisida, desinfektan dan hasil sampingannya.
Sumber : Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002

4.      Apa nama proses masuknya air asin ke daratan?
Intrusi atau penyusupan air asin ke dalam akuifer di daratan pada dasarnya adalah proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses terdesaknya air bawah tanah tawar oleh air asin/air laut di dalam akuifer pada daerah pantai. Menurut Leboeuf, (2000) mengemukakan bahwa proses intrusi air laut terjadi melalui beberapa cara yaitu :
            a)      Pergeseran batas air laut dan air tawar (interface) di daerah pantai. Pergesaran ini terjadi karena 
                  pengambilan air tanah berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah.
            b)      Pemompaan air tanah yang berlebihan di daratan. Akibat pemompaan yang berlebihan air yang 
                  tersedot bukan air tawar lagi tetapi air asin. Akibatnya air asin yang tersedot akan menyebar dan 
                  mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan. Adanya pori-pori tanah yang berlubang, 
                  menyebabkan air laut masuk ke daratan. Hal itu terjadi karena air tanah yang dipompa keluar terlalu 
                  besar dan ruang kosong atau pori-pori ini diisi oleh air laut. Dampaknya, air di daratan yang selama 
                  ini tawar menjadi payau.
           c)      Intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air berkadar garam tinggi ini 
                 bergerak dan mengisi air tanah disekitarnya. Akibatnya air tanah di sekitar sungai berkadar garam 
                 tinggi juga.

5.      Apa nama instansi yang mengawasi kualitas AMIU (Air Minum Isi Ulang) sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat?
Pasal 8
(2) Pengawasan terhadap mutu produk Depot Air Minum dilaksanakan oleh Laboratorium  Pemeriksaan Kualitas Air yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi.
Pasal 9
(1)         Kewenangan pengawasan terhadap Depot Air Minum sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat(1) dilaksanakan oleh Menteri yang dilimpahkan kepada :
a.       Gubernur untuk melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pengawasan di daerah Propinsi sesuai wilayah kerjanya.
b.      Gubernur DKI Jakarta untuk melaksanakan pengawasan di wilayah DKI Jakarta.
c.       Bupati/Walikota kecuali DKI Jakarta untuk melaksanakan pengawasan di Daerah Kabupaten/Kota sesuai wilayah kerjanya.
(2)         Gubernur dan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dan c dalam melaksanakan tugas pengawasan melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Unit Kerja sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya.
Sumber : Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 651/mpp /kep/l0/2004  Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya.

6.      Apa bahan pipa yang digunakan oleh PDAM?
Pipa adalah jenis bahan untuk saluran air yang umum digunakan oleh PDAM, baik untuk air baku, air setengah olahan maupun air bersih. Bahan pipanya bisa bermacam-macam seperti besi/baja, beton, asbes, PVC, dll. Jenis bahan pipa yang dipilih harus dikaitkan dengan kualitas airnya, apakah korosif ataukah tidak. Kekuatan terhadap beban yang berat juga menjadi faktor penting dalam memilih bahan pipa. Besar-kecilnya debit air yang ditransmisikan juga menentukan jenis bahan pipanya. Yang juga penting adalah kemudahan dalam pemasangan pipa dan adanya tenaga kerja yang mampu memasang pipa tersebut.

PAM dan Sanitasi Makanan - Nutritive Sweeteners

 
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis nutritif / natural adalah pemanis berkalori dari turunan senyawa karbohidrat dengan bentuk molekul glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa yang dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram. Selain itu, pemanis natural adalah bahan yang banyak digunakan untuk menggantikan posisi gula sebagai pemanis makanan High Fructose Corn Syrup (HFCS).
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis sintetis,yaitu bersifat karsinogenik.
Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah pemanis dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah larut.
Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, umumnya pemanis natural terdapat pada tumbuh-tumbuhan seperti tebu, bit, buah-buahan, umbi-umbian, serealia, dan madu, adapun contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.

            Macam-macam pemanis natural :
a.       Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Sukrosa banyak ditemukan di :
1.      Gula tebu
Gula tebu dihasilkan dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan digunakan sebagai pemanis alami.
2.      Gula bit (Beta Vulgaris)
Gula bit merupakan bahan pemanis nutritive alami yang berasal dari tumbuhan. Gula ini dibuat dari ekstrak bit yang mengandung sukrosa 10-17%. Selain sebagai pemanis, gula bit bermanfaat untuk memperbaiki tekstur makanan, mudah terfermentasi, mempertegas aroma, dan juga bisa menurunkan titik beku.
3.      Gula aren
Gula aren merupakan pemanis alami yang dihasilkan dari tanaman aren. Bahan ini mempunyai aroma dan rasa manis yang sangat tajam sehingga sering digunakan sebagai bahan pemanis pada pembuatan jenang dan dodol.
4.      Gula kelapa
Gula kelapa dihasilkan dari tanaman kelapa. Gula kelapa mempunyai rasa manis yang khas sehingga sering digunakan sebagai pemanis pada pembuatan sirup maupun bahan tambahan pada pembuatan es kelapa.
5.      Madu (honey)
Madu merupakan zat gizi alamiah yang memberikan rasa manis dan memiliki daya bakterisida, antiradang, dan anti alergi. Madu dapat ditoleransi tubuh dengan baik, walaupun diberikan dalam dosis yang sangat besar.
b.      Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa  merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa  merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
c.       Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis
d.      Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
e.       Manosa
Manosa  jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
f.       Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah satu unsur dari pentosa.               
g.       Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati. 
h.      Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain. 
i.        Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim  aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH).
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.
j.        Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
k.      Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
l.        Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
m.    Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini mempunyai tingkat relatif kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari rendahnya kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh, sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program penurunan berat badan.
n.      Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di konsumsi untuk penderita diabetes militus.
o.      Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan Langen (Jerman).
p.      Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang digunakan adalah x-glukosil transferase dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai kemanisan lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
q.      Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983. Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat kemanisan 1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH larutan, tetapi lebih manis dari sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air pada 20 derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml. Sedikit larut dalam alkohol, pH larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah. Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel, bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan menggunakan proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan saccharomyces. Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi (non cariogenik). Juga membantu menurunkan pembentukan carries dan plaque pada gigi sehingga banyak digunakan untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur metabolismenya tidak memerlukan insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita diabetes, mempunyai efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan tidak mengalami karamelisa.

Fungsi dari pemanis natural adalah :
            a.       Mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol
            b.      Mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan
            c.       Sebagai bahan substitusi pemanis utama.
            d.      Selain itu, pemanis natural dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes atau
                  gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya.
            e.       Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
            f.    Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, 
                  memperbaiki sifat – sifat kimia.
            g.      Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
            h.      Penurunan fruktosa dan produk polyol pada anak-anak dapat menyebabkan diare nonspesifik.
            i.        Dapat digunakan untuk proses pengawetan makanan, fermentasi (dalam pembuatan bir dan anggur), 
                  baking (memberikan kontribusi terhadap tekstur, keempukan, dan leavening), pencoklatan makanan 
                 dan karamelisasi.
            j.        Sebagai penyalut obat

Dampak negatif penggunaan pemanis natural :
       a.       Kelebihan dalam mengkonsumsi zat pemanis dapat menyebabkan obesitas (kegemukan).
       b.      Tinggi konsumsi fruktosa dapat meningkatkan produksi prekursor lipid dan meningkatkan risiko 
             hipertrigliseridemia.
       c.       Pemanis natural dapat berkontribusi untuk menyebabkan karies gigi.

Penggunaan pemanis natural
Dari uraian di atas, pemanis natural aman untuk dikonsumsi semua golongan umur di masyarakat dengan batasan yang wajar. Pemanis natural ini dapat kita jumpai di berbagai produk makanan dan minuman, baik sirop, selai, manisan, coklat, minuman ringan, susu / produk susu, minuman buah, permen, permen karet, roti, sereal, pasta, kue, kopi, alkohol, teh, dan sebagainya.

  
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Pemanis. http://izzatinkamala.files.wordpress.com/2008/06/pemanis.doc. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 08.45
Anonym. 2010. Zat Aditif yang Terkandung dalam Bahan Makanan. http://www.g-excess.com/id/zat-aditif-yang-terkandung-dalam-bahan-makanan.html. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.10
Arif Hendra W, SKM. May 20, 2008. Konsep Bahan Tambahan Pangan (BTP). http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/05/20/konsep-bahan-tambahan-pangan-btp/. Diakses pada jumat 17 Desember 2010 pukul 12.35
Tiqah. 2009. Gula : Digemari Sekaligus Ditakuti. http://tiqahminds.wordpress.com/2009/06/17/gula-digemari-sekaligus-ditakuti/. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 09.15
Wardhanu, Adha Panca. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive). http://apwardhanu.wordpress.com/2009/04/22/bahan-tambahan-makanan-food-additive/. Diakses pada 19 Desember 2010 pukul 08.50

Pengelolaan Limbah - Limbah Cair


Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industry.
Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi :
      1.      HUMAN EXCRETA (FESES DAN URINE)
Ekskreta manusia (Human excreta yang terdiri dari atas feses dan urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni (urine).
Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat menjadi masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah berjangkit.
Ekskreta manusia merupakan sumber infeksi dan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menjadi ancaman bagi kesehatan lingkungan.
Di negara berkembang, masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan akibat tingkat social ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kurang, dan kebiasan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan di daerah kumuh perkotaan.
Bahaya terhadap kesehatan tang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan di atas antara lain tifoid, paratifoid, disentri,diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infestasi parasit lain. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban pada komunitas (dilihat dari angka kesakitan, kematian. Dan harapan hidup), tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya kemajuan di bidang social dan ekonomi. Pembuangan kotoran manusia yang baik merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan.
      2.      SEWAGE (AIR LIMBAH)
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industry, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan.
Sumber air limbah
Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a.       Rumah tangga
Contoh : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.
b.      Perkotaan
Contoh : air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan dan dari tempat-tempat ibadah.
c.       Industry
Contoh : air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.
Karakteristik air limbah
Ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini
a.       Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspense padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. apabila volume suspense padat kurang dari 100 mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut kuat
b.      Karakterisitk kimia
Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan zat organic limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau tidak menyenangkan.
Komposisi campuran dari zat-zat itu dapat berupa :
1)      Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein atau asam amino.
2)      Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.
c.       Karakteristik bakteriologis
Bakteri pathogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan E. coli.
Parameter air limbah
Berikut beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah.
1.      Kandungan zat padat(total solid, suspending solid, dissolved solid)
2.      Kandungan zat organic
3.      Kandunga zat anorganik (missal P, Pb, Cd, Mg)
4.      Kandungan gas (misal  , N, )
5.      Kandungan bakteri (misal E. coli)
6.      Kandungan PH
7.      Suhu
Pengukuran kadar oksigen dalam air limbah
Berikut beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air limbah
1.      Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air secara sempurna.
2.      Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan proses dekomposisi aerobic terhadap bahan organic larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umunya 20ºC) dan waktu tertentu (umumnya 5 hari). Hasil pengukuran BOD dinyatakan dalam mg/l. Kebutuhan BOD bervariasi antara 100-300 mg/l. Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 300 mg/l, BOD dikatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100 mg/l disebut lemah.
Dampak pembuangan air limbah
Air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain :
1.      Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh manusia.
2.      Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
3.      Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic dan zat anorganik).
4.      Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendakalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.
      3.      INDUSTRIAL WASTE (BAHAN BUANGAN DARI SISA PROSES INDUSTRI)
Limbah industry (Industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menngunakan air pada proses produksinya. Selain itu, limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang menghasilkan limbah cair antara lain industry pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elector planting, plywood, tepung tapioca, pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging, dan lain-lain.
Limbah cair industry mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutna B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan karakteristikya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat sifat, karakteristik, dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa akan dating, diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi.
Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan cirri yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara laboratorium (pemeriksaan laboratorium) ditandai dengan adanya dengan terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia yang bercun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi bahan yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industry bergantung pada banyak produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran, industry pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanya 30 meter kubik setiap ton pulp yang diproduksi. Contoh lainnya, industry ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air berkisar 79-500 meter kubik per hari, sedangkan industry pengolahan crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 meter kubik air per hari.
Sifat-sifat limbah cair industry
Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industry, sifat limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika, kimia, dan karakteristik biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan fisika masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan.